Melihat Upaya Kecamatan Cisolok Memulihkan Ekonomi di Masa Pandemi

Camat Cisolok Kurnia Lismana saat meninjau penataan salah satu lokasi wisata di wilayahnya.

Kembangkan Wisata Dongkrak Kesejahteraan Warga

Kecamatan Cisolok, tampaknya tidak berdiam diri saat wabah virus corona tengah merebak. Salah satunya, dalam memulihkan ekonomi di masa pandemi Covid-19, pemerintah Kecamatan Cisolok terus mengembangkan kawasan wisata dan UMKM untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan kesejahtraan warganya.

Bacaan Lainnya

Laporan – Dendi Koswara Dikusumah, Cisolok.

Wabah virus corona atau Covid-19, tak hanya menjadi ancaman mematikan bagi manusia, tapi juga berpengaruh besar terhadap ekonomi. Salah satu yang terkena dampaknya adalah warga Kecamatan Cisolok yang melakukan aktivitas usaha di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Pasalnya, semenjak pandemi Covid-19 seluruh kawasan wisata yang sudah diakui dunia itu sepi pengunjug, baik dari wisatawan lokal, domestik hingga wisatawan manca negara.

Lembaga pemerintahan yang dinahkodai oleh Kurnia Lesmana ini, terus berupaya memulihkan perekonomian warganya di masa pandemi Covid-19. “Pada saat pandemi Covid-19 untuk memulihkan roda perekonomian warga semua lebih tertuju pada pengembangan wisata dan UMKM,” kata Kurnia kepada Radar Sukabumi, Jumat (26/02/2021).

Menurutnya, semenjak pandemi Covid-19, hampir 50 persen kebawah jumlah pengunjung ke seluruh kawasan wisata yanh ada di wilayah yang tengah dipimpinnya itu, menurun secara drastis. Penurunan jumlah pengunjung ini, telah berdampak serius terhadap pendapatan warga yang tinggal di sekitaran kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.

“Kalau dari sisi pendapafatan, warga mengalami penurunan hingga sampai 50 persen kebawah lantaran, sepi pengunjung. Meski demikian, warga tetap masih bisa mendapatkan pendafatanya,” paparnya.

Camat Cisolok Kurnia Lismana saat meninjau penataan salah satu lokasi wisata di wilayahnya.

Pemerintah Kecamatan Cisolok, ujar Kurnia, memiliki 13 desa. Yakni, Desa Cisolok, Karangpapak, Cikahuripan, Pasirbaru, Wangunsari, Cikelat, Caringin, Gunungtanjung, Gunung Keramat, Sukarame, Wanajaya, Cicadas dan Desa Sirnaresmi.

Dari seluruh desa yang ada di wilayah Kecamatan Cisolok ini, hampir semuanya memiliki kawasan wisata. Sehingga tidak heran, jika Kecamatan Cisolok masuk pada daerah kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Karena selain terdapat geosite berupa alam, juga ada geokal cur. Diantaranya tiga kasepuhan atau kampung adat yang tidak ada di wilayah lain.

“Tempat wisata di Cisolok itu, sangat banyak. Mulai dari Karanghawu, Cibangbang, Cikembang, Puncak Habibie, geisyer, ada sfot-sfot baru yang dibuat oleh lokal desa. Seperti bukit Cienong, kemudian seninya kita punya tiga kasepuhan. Yakni, Kasepuhan Ciptagelar, Sirnaresmi dan Kasepuhan Ciptamulya,” ujarnya.

Selain itu, dalam mempertahan status Geopark Ciletuh Palabuhanratu sebagai kawasan yang diakui dunia dengan lebel UGG, pemerintah Kecamatan Cisolok dalam hal valiadasi tahun ini, dirinya mengaku selalu mengikuti perkembangannya dan memonitor serta membina untuk pemberdayaan masyarakat.

“Seperti keberadaan geopark ini apa multi player efeknya untuk masyarakat. Makanya kita mendongrak UMKM. Meskipun sangat sulit saat ini karena wabah virus corona,” imbuhnya.

Pihaknya menambahkan, pemerintah Kecamatan Cisolok tidak memiliki anggaran apapun untuk pembangunan geopark. Makanya peran serta pemerintah kecamatan lebih kepada pembinaan, menjaga, pengembangan dan motivasi. Sehingga ketika ada geosit dan geolocal, pemeritnah kecanatan dapat ikut melestarikan melalui desa dan tokoh adat serta masyarakat setempat.

“Jadi masyarakat diharapkan bisa kena multi player efek. Salah satunya dengan adanya UMKM dan peran bumdes bisa mengangkat. Namun, hari ini karena adanya pandemi semua program agak terhalang perkembangannya, baik itu secara permodalan maupun secara promosi dan hal lainnya,” pungkasnya. (den/d)

Hilangkan Stress Ngoprek Elektronik

Camat Cisolok Kurnia Lismana

SUKABUMI — Menjalankan tugas tak dipungkiri cukup menguras tenaga dan pemikiran, bahkan tidak jarang banyak para pekerja mengalami stres. Namun, berbeda dengan Camat Cisolok, Kurnia Lismama yang selalu tampak ceria serta tampak tegar dalam melaksanakan tugas.

Ternyata, pria kelahiran asal Sumedang pada 2 Maret tahun 1975 ini, memiliki hobi memperbaiki sejumlah alat-alat elektronik dan furniture yang rusak.

“Iya, ketika stres saya sering ngoprek atau memperbaiki jika ada alat elektronik dan barang-barang furniture yang rusak,” kata Kurnia kepada Radar Sukabumi, Jumat (26/02/2021).

Tak hanya itu, saat ia memperbaiki alat elektronik yang rusak, dirinya juga telah menumpahkan inapirasi dan kreatifisnya melalui chanel Youtube. Bahkan, setiap satu pekan sekali untuk mengisi hari-hari liburnya supaya tidak jenuh, dirinya selalu mencari konten dan inspirasi untuk dijadikan sebuah video yang nantinya akan di uplaod melalui chanel Youtube milik akun pribadinya.

“Hampir setiap mingggunya saya selalu cari konten dan cari inspirasi buat uplaod vidoe soal ngoprek elektronik ke Youtube. Nama chanelnya adalah Hobi Ngoprek 75,” ujarnya sambil ketawa.

Selain memiliki hobi memperbaiki barang rusak, Kurnia juga memiliki kunci dalam meraih keberhasilannya yang selau ia pegang teguh dan mempunyai filosofi hidup yang dapat dijadikan syuri taludan. Yakni “Man Jadda Wajada”.

Menurutnya, untuk mendapatkan sesuatu, maka harus berusaha. Sebab tidak ada keinginan yang serta merta bisa langsung terwujud tanpa usaha apa pun. “Siapa yang sungguh-sungguh pasti akan terlaksana. Artinya dimana ada niat pasti kita akan bisa melalukan apa pun.

Dan hidup mengalir apa adanya. Saya tidak berambisi. Tetapi bukan berarti hidup tidak berambisi itu, hidup tidak memiliki semangat. Tetapi saya lebih menjalani hidup ini mengalir apa adanya saja. Karena prinsip hidup saya itu, saya ini pegawai. Pegawai ini harus siap apapun yang ditugaslan oleh pimpinan,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *