Ia mengetahuinya karena keberadaan rumahnya hanya beberapa meter saja dari PT SRR tersebut sehingga memastikan setiap harinya beroprasi. “Ya, tidak pernah berhenti beroprasi. Setiap harinya juga beroprasi besar-besaran,” keluhnya.
Lanjut Babas, warga mengeluh bukan hanya terjadinya pencemaran pada Sungai Cicatih. Namun, yang lebih membahayakan yakni debu silika yang dapat mengancam keselamatan warga sekitar.
Pasalnya, akibat debu tersebut bisa mengakibatkan kematian. “Kalau pencemaran air tidak seberapa, tapi yang lebih berbahaya itu dalah debunya. Dimana apabila debu silika terhirup akan membatu dalam paru-paru hingga bisa mengakibatkan kematian,” sahutnya.
Apalagi, jarak antara perusahaan dengan pemukiman warga hanya beberapa meter saja sehingga kesehatan warga bisa terganggu akibat debu tersebut. Kendati penyakit akibat debu silika tidak akan langsung terasa, tetapi warga sekitar sangat mengkhawatirkannya karena sangat berbahaya bagi kesehatan.
“Minimal perusahaan kuarsa berada sekitar satu kilometer dengan pemukiman warga sehingga debu tidak langsung kepemukiman. Kalau jaraknya beberapa meter seperti ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan,” ulasnya.
Sebab itu, warga meminta pemerintah terkait mengkaji ulang semua perizinan perusahaan dan jika perusahaan tidak mematuhi aturan yang berlaku maka harus ditindak tegas.