Ketika Siswa SMKDB Palabuhanratu Merakit Notebook Sendiri: Tidak Murah dan Tidak Mudah

INOVATIF: Siswa SMKDB Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi saat merakit gawai notebook sendiri. FOTO: Istimewa

Perkembangan teknologi di era digital seperti sekarang ini dari hari ke hari tumbuh semakin cepat. Beriringan dengan hal itu. Secara tak langsung pun penggunaan teknologi juga semakin meningkat tajam. Lantas ini menjadi pertanyaan sekaligus tantangan. Siapkah Sukabumi menyesuaikan diri?

GARIS NURBOGARULLAH, Palabuhanratu

HARUS! Ya, Sukabumi harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang serba canggih. Begitupun dengan apa yang dilakukan para siswa SMK Doa Bangsa (SMKDB) yang berada di Desa Citepus Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Mereka terus mengasah akal, terus mengolah kreatifitas, dan terus berinovatif agar tak tertinggal dengan deru derap laju perubahan masa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan standar pendidikan terhadap anak didikannya di era modern seperti saat ini.

Satu di antaranya, yaitu dengan dilaksanakannya praktik perakitan notebook atau disasembly and asembly notebook oleh siswa kelas x. SMKDB yang merupakan binaan Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) ini rutin melaksanakan kegiataan tersebut.

“Kegiatan ini merupakan rutinitas bagi siswa di kelas ACP (Axioo Class Program), dimana mereka dituntut untuk kompeten dalam merakit dan melakukan maintenance sebuah notebook,” ujar Ketua Umum FKDB Ayep Zaki kepada Radar Sukabumi.

Siswa kelas x ini, sambung Ayeo Zaki, akan mendapatkan sparepart notebook yang mana akan mereka rakit sendiri hingga notebook tersebut berfungsi sebagaimana mestinya.

“Para siswa melaksanakan kegiatan ini di dalam Axioo Smart Classroom dengan fasilitas AC dan eduboard yang canggih,” paparnya.

Tidak hanya terampil dalam merakit notebook, siswa pada kelas industri ini, tambah Ayep Zaki, para siswa ini akan mendapatkan banyak kesempatan mengembangkan potensi diri baik hard skill maupun soft skill.

“Di antaranya Sertifikasi dari Microsoft, Mikrotik, kunjungan Industri ke pabrik notebook AXIOO PT. TDI di Jakarta, magang atau prakerin di Titik Industri Axioo di Jakarta, Bandung maupun Surabaya dan lain-lain,” jelasnya.

Ia menegaskan, pihaknya sudah bekerja keras untuk menghadirkan program kelas industri ini, sehingga menjadi SMK pertama dan satu-satunya di Kota dan Kabupaten Sukabumi.

“Sampai ada di Sukabumi tidak mudah dan tidak murah. Ini semata-mata agar masyarakat terutama generasi muda (siswa kelas 9 SMP) sekitar Palabuhanratu punya pilihan terbaik untuk melanjutkan sekolah tidak harus keluar kota,” paparnya.

Lanjut Ayep Zaki, baik yang ingin meningkatkan kompetensinya dibidang IT ataupun sebagai persiapan melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi.

“Data mencatat lulusan kami ada yang diserap oleh PT. TDI juga yang terakhir lulus SNMPTN di Universitas Pendidikan Indonesia atas nama Genta pada Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak,” tandasnya. (gar/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *