Kasus Rudapaksa di Surade Sukabumi Dikometari Mensos Risma, Begini Katanya  

Mensos RI Tri Rismaharini, saat diwawancarai soal
DIWAWANCARAI : Mensos RI Tri Rismaharini, saat diwawancarai soal kasus rudapaksa anak di bawah umur yang terjadi di wilayah Kecamatan Surade usai melakukan peninjauan ke lokasi longsor yang menelan tiga korban jiwa di Kampung Cileutik, Desa Pasirdatar Indah, Kecamatan Caringin pada Rabu (16/11).(FOTO : DENDI/RADAR SUKABUMI)

SUKABUMI – Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Tri Rismaharini, akhirnya angkat bicara terkait kasus rudapaksa yang menimpa anak di bawah umur yang terjadi di wilayah Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Bagaimana tidak, korban yang masih berusia 16 tahun itu, telah digagahi oleh pelaku yang merupakan ayah tirinya.

“Jadi, ibu korban (rudapaksa,red) ini berkerja sebagai TKI di luar negeri. Nah, dari suami yang lama ia punya anak sudah remaja usianya 16 tahun. Kemudian terjadi perampokan dirumahnya. Neneknya yang ngerawat remaja putri yang jadi korban hingga terbunuh karena ada pencurian hand phone,” kata Tri Rismaharini kepada Radar Sukabumi usai melakukan peninjauan ke lokasi longsor yang menelan tiga korban jiwa di Kampung Cileutik, Desa Pasirdatar Indah, Kecamatan Caringin pada Rabu (16/11).

Bacaan Lainnya

Setelah di cek hand phone milik nenek korban yang tewas bersimbah darah ini, sambung Tri Rismaharini, ternyata di hand phone tersebut terdapat chatingan antara suaminya dengan ayah tiri yang menjelaskan bahwa, remaja putri tersebut telah mereka perkosa. “Saya sangat kasihan sekali. Karena, dari suami yang dulu ia memiliki anak 16 tahun. Sementara dari suami yang sekarang ia punya anak berusia 4 tahun. Kalau ditinggal, ini siapa yang mahu ngerawat, nanti terjadi lagi, terus untuk apa uang juga,” paparnya.

Untuk itu, saat ini Mensos RI mengaku tengah mencoba membujuk ibu korban rudapaksa yang kini tengah bekerja di luar negeri tersebut, agar segera pulang untuk merawat anak-anaknya. Karena, kontrak kerja ibu korban rudapaksa ini, tinggal dua tahun lagi bekerja di luar negeri. “Udah tinggal dikit kok, dari 6 tahun dia sudah jalani 4 tahun bekerja di luar negeri. Jadi tinggal 2 tahun lagi. Kalau tidak cepat pulang, kasihan nanti si anak ini. Sebetulnya kalau dilihat, dia punya dua rumah dan satunya lagi untuk toko. Gak apa-apa kalau misalkan itu kita ganti, asal ibu ini pulang ke rumahnya. Tetapi, penyalur pekerjanya pasti tidak mau, karena kontraknya belum habis,” imbuhnya.

Pihaknya mengaku, sebenarnya ia berencana akan mendatangi rumah anak yang menjadi korban rudapaksa tersebut. Namun, saat melakukan koordinasi ternyata lokasinya cukup jauh dan jika ditempuh dari lokasi bencana tanah longsor, tepatnya di wilayah Kampung Cileutik, Desa Pasirdatar Indah, Kecamatan Caringin ini, membutuhkan waktu sekitar 3 jam lamanya. “Gak apa-apa kalau misal punya telephon, aku nanti telphone sama ibu itu. Nanti kita tuker kerugian dia, karena anak ini siapa yang rawat, khususnya anak yang berusia 4 tahun itu. Kemudian kondisi anak yang menjadi korban rudapaksa berusia 16 tahun itu, juga rencana mau kita bawa ke balai dan mahu di sekolahkan. Tetapi, anak yang usia 4 tahun ini, siapa yang ngerawat kalau ibunya ini tidak segera kembali. Iya, sayang kita uang banyak juga kalau keluarga kita berantakan,” tandasnya.

Masih ditempat yang sama, Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri mengatakan, pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi melalui sejumlah dinas terkait tengah melakukan pemantauan secara intensif kepada anak yang menjadi korban pemerkosaan di wilayah Kecamatan Surade tersebut agar segera diantisipasi dan dibantu untuk diberikan fasilitas. “Iya, Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi yang menangani ini,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *