Jembatan Bojongjengkol – Miramontana Menunggu Ambruk?

Seorang pengendara motor saat melintasi badan Jembatan Bojongjengkol – Miramontana, Kecamatan Jampangtengah.

SUKABUMI – Warga Desa Nangerang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi masih optimis sekaligus mengeluhkan terkait nasib infrastruktur mereka saat ini. Ini mengenai kondisi jembatan di Kampung Ciraw, RT 17/3, Desa Nangerang, Kecamatan Jampangtengah pada Kamis (06/5/2021).

Pasalnya, jembatan yang merupakan milik pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi ini, rusak setelah diterjang bencana banjir bandang pada 2020 lalu.

Bacaan Lainnya

Ketua BPD Desa Nangerang, Encep Maulana (32) mengatakan, warga Desa Nangerang sudah berinisiatif bersama Kadus, RT, RW dan pemerintah desa untuk bekerjasama memperbaiki jembatan yang melintasi ruas jalan Bojongjengkol – Miramontana itu.

“Namun tidak bertahan lama. Karena, perbaikannya itu dilakukan hanya dengan seadanya saja. Seperti memasang kayu golondongan yang disimpan di badan jembatan,” kata Encep kepada Radar Sukabumi pada Kamis (06/5/2021).

Jembatan ini, sangat vital bagi warga. Bahkan, jembatan ini bukan hanya dimanfaatkan oleh warga Desa Nangerang saja, tetapi desa lainnya juga sangat memanfaatkan jembatan ini. Salah satunya warga dari Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampangtengah.

“Untuk itu, kami terus melakukan perbaikan dengan alat seadanya agar jembatan itu bisa dilewati dengan lancar. Namun, sayang upaya warga tidak berjalan maksimal. Iya, buktinya apabila ada kendaraan truk melintasi jembatan itu, pasti bannya akan terperosok.

Terlebih lagi, pada musim hujan saat ini badan jembatan selain banyak yang berlobang, juga kerai dipenuhi lumpur, sehingga badan jembatan menjadi licin dan susah dilintasi,” paparnya.

Kepala Desa Nangerang, Sopyan mengatakan, pemerintah Desa Nangerang membenarkan kondisi jembatan tersebut, rusak berat. Bahkan, dirinya mengaku apabila tidak segera dilakukan perbaikan, maka roda pertumbuhan ekonomi warga akan terhambat.

Karena, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses warga menuju tempat publik. Seperti pasar, sekokah, Puskesmas dan area publik lainnya.

“Iya, jika dibiarkan maka diperkirakan sawah-sawah warga yang ada disekitar jembatan itu akan rusak dan perekonomian warga terganggu, mengingat mayoritas warga disekitar jembatan ini para pedagang yang tiap harinya lewat jembatan itu,” jelasnya.

Pihaknya mengaku, jembatan yang dibangun sejak 2009 silam ini, telah ambruk lantaran kondisinya sudah lapuk termakan usia. Terlebih lagi, cuaca ekstrim saat ini telah mengakibatkan sungai Cirawa meluap hingga menggerus pondasi dasar dari jembatan tersebut.

“Pondasi jembatan ini, sudah tergerus air di kisaran akhir 2019 lalu. Namun, pada tanggal 25 April 2020 lalu, ada truk melintas dan si sopir truk tidak mengetahui kondisi jembatan seperti apa, karena dilihat dari atas kondisi jembatan nampak kokoh, padahal pondasi bawah sudah tidak kuat menahan beban, sehingga jembatan tersebut nyaris ambruk,” bebernya.

Pasca rusaknya pondasi jembatan ini, pemerintah Desa Nangerang telah berulang kali melaporkan kondisi jembatan itu kepada pemerintah Kecamatan Jampangtengah dan pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi.

“Kami sudah melaporkan juga kepada petugas Dinas PU Kabupaten Sukabumi. Iya, waktu 2020 sempat ada yang meninjau ke lokasi jembatan dan mengukur panjang dan lebar jembatan ini. Namun, tidak tahu alasan apa, hingga saat ini belum juga diperbaiki.

Iya, mungkin tidak ada anggaranya karena hampir semua kegiatan telah direfocusing untuk penanganan Covid-19. Meski demikian, saya sangat berharap kepada pemerintah dan intansi terkait untuk dapat segera membangun kembali jembatan ini. Karena, perbaikan jembatan sementara itu, tidak akan bertahan lama,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *