Forkopimcam Palabuhanratu Sukabumi Lakukan Penataan Pedagang yang Menjorok ke Jalan

Pasar-Palabuhanratu

PALABUHANRATU – Jajaran pemerintahan kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi beserta unsur terkait lainnya kembali melakukan penataan pasar semi modern Palabuhanratu agar angkutan kota jurusan Citarik, Kiara Dua Simpenan serta Cisolok tidak parkir menunggu penumpang di jalan nasional atau jalan Siliwangi.

Sebelumnya penataan pasar dengan membuka akses jalan mulai dari masuk jalan Pangsor ke blok Jangilus hingga jembatan Cipalabuan jalan Siliwangi dilakukan jajaran forkompimcam Palabuhanratu dalam rangka penilaian Adipura 2022.

Bacaan Lainnya

Camat Palabuhanratu Ali Iskandar mengatakan penataan pasar Palabuhanratu sebagai tindak lanjut dari penertiban terminal dan pasar saat mengahadapi persiapan adipura dibulan Juli- Agustus 2022 lalu, dimana salah satu komponen penilaian yang dilakukan kementrian yakni terminal dan pasar.
“Nah kita melalukan penataan penertiban agar dipasar itu bisa rapi, penangangan sampah, kemudian berkembang ternyata kita temukan masalah angkotan jurusan Bojongkopo, Citarik, Cisolok itu tidak ada terminal,” ungkap Ali. Kamis, (27/10).

“Sehingga angkot ini berada dipinggir jalan nasional yang kemudian kita lihat sehari hari itu membuat jalan menjadi krodit terutama pagi hari menjelang siang kendaraan bertumpuk dijalan dekat jembatan Cipalabuan, nah ini yang membuat kita tergerak untuk mencari solusi,” sambungnya.

Dari hasil pemikiran bersama, kata Ali kemudian muncul ide untuk mengembalikan terminal angkutan kota itu kedalam pasar yang selama ini keberadaannya diluar dan berkeliling serta parkir di jalan nasional atau jalan Siliwangi tepatnya di depan pasar.

“Sekarang kita pastikan mereka masuk kedalam pasar kan jalur angkut itu melalui Pangsor – blok Jangilus masuknya dan keluar ke jembatan Cipalabuan kemudian ke jalan Siiliwangi itu kan satu arah. Nah kemarin gak seperti itu, masuk kepasarnya tidak bisa, dilakukanlah karena jalurnya sudah dihuni oleh para pedagang, kita lakukan pembenanhan dulu menyampaikan pemahaman, bahwa jalan ini dari dulu juga dipergunakam untuk jalur angkutan kota, tidak mudah memang meyakinkan mereka, membereskan jalan,” jelasnya.

Lanjut Ali, setelah itu selesai kemudian konsdusif jalan bisa masuk kendaraan angkutan kota jurusan Bojongkopo Simpenan, Citarik dengan dipasangi barier atau pemabatas di kedua sisi baik kanan maupun kiru jalan, tidak hanya itu juga dilakukan pengawasan oleh petugas dinas perhubungan dan satpol pp.

Namun kata Ali lagi, setelah dilakukan sosialisasi terhadap sopir angkutan kota ternyata persoalan tidak selesai sampai disitu, bahwa dikatakan para sopir butuh satu lahan untuk ngetem atau parkir agar kendaraan angkutan kota tidak parkir di jalan nasional atau jalan Siliwangi.

“Dan kita lihat didalam itu ada lokasi parkiran yang kemudian kita rubah menjadi transit dengan cara menggeser para pedagang lagi, ternyata kemudian itupun tidak efektif, sudah lelah lelah kita menyediakan lahan menggeser para pedagang kan tidak mudah, mereka sudah nyaman berdagang kita geser geser,” terangnya.

“Ternyata angkutan kota kalau transitnya dibelakang atau blok Jangilus turun dan naikan penumpang, mereka beradu dengan ppengelola ojeg sehingga kemudian banyak yang tetap ngetem diluar, kita melihat bahwa ada koneksitas antara pedagang, pengelola angkutan, selam ini kan para pedagang patarik tarik maju kedepan karena angkutan kota ada didepan, makanya agar semua titik dipasar punya nilai yang sama angkutan kota harus kedalam, akhirnya masuk kedalam,” bebernya.

Karena sudah ada lokasi untuk ngetem, masih kata Ali, angkutan kota dihimbau tidak boleh parkir dipinggir jalan nasional atau jalan Siliwangi, namun para sopir angkutan malah dmelakukan penolakan dengan membuat surat, dan berbodong bondong atang ke kantor kecamatan.

“Mereka pada ngabring datang ke kecamatan, mereka ingin agar parkirnya itu ada didepan yang ada para pedagang yang menggunakan tenda atau blok biru, akhirnya kita sepakati bangun kebersamaan bangun, kesepahaman, untuk kemudian dilakukan penataan agar angkutan kota bisa punya terminal dengan cara memindahkan warga pasar yang berada tenda blok biru,” ucapnya

Dijelaskan Ali, para pedagang sebelumnya barada di tenda blok biru sementara di pindah ke belakang pasar yang kosong atau blok Jangilus yang sebelumnya untuk lokasi ngetem angkot, namun ternyata bangunan pasar dilokasi tersebut tidak tertata dengan baik, tidak terisi dengan rapi, kerena tata bangunannya yang tidak memadai.

“Maka oleh perwapas dirapihkan dibongkar agar akses jalan bisa masuk, terus kemudian membangun los los untuk pedagang sehingga akses kendaraan bisa masuk kesana, kemarin kita terhenti karena keterbatasan biaya. Menindak lanjut itu kita melakukan pertemuan alhamdulillah bulan desember Insyallah, blok jangilus akan selesai, maka para pedagang yang berada ditenda biru itu akan bergeser kesitu,” kata Ali.

“Kalau blok tenda blok biru sudah kosong kita akan jadikan terminal itu jangka pendek, kita juga angkutan kota masih boleh dipinggir jalan tapi satu baris, supaya kemudian pengguna jalan lain bisa memanfaatkan jalan agar tertib, nyaman terntram dan sebagainya,” tandasnya. (Cr2).

Pasar-Palabuhanratu

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *