Sebab itu, dirinya meminta pemerintah segera turun tangan untuk mencarikan solusinya. Seperti halnya dengan memperbaiki selokan Cimanggu dengan memasang gorong-gorong agar aliran air tidak meluber ke tebing ketika hujan turun. “Selokan ini, salah satu penyebab terjadinya longsor. Karena itu, harus segera dipasang gorong-gorong,” bebernya.
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Jahudin (61). Pria berusia senja ini meminta pemerintah terkait dapat segera menangani kondisi tanah saat ini. Ia merasa sampai sekarang belum ada tindakan nyata dari pemerintah. “Sementara waktu, warga gotong royong memperbaiki selokan yang berada di bawah tebing karena tertutup longsor. Sampai sekarang belum ada upaya dari pemerintah, kami hanya sebatas mendengar rencana saja,” ungkapnya.
Diakui Jahudi, beberapa waktu lalu tebing tersebut sempat longsor dan menyebabkan kerugian secara materi. Tak ingin kejadian sama terulang, ia dan warga lainnya mendesak supaya pemerintah melakukan upaya. “Dulu pernah terjadi longsor, kami khawatir sekarang terjadi longsor susulan. Semoga pemerintah segera turun tangan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ciheulangtongoh, Endang Junaedi menjelaskan, terdapat dua Kepala Keluarga (KK) dengan tujuh jiwa terancam longsor karena jaraknya hanya beberapa meter dari tebing. “Sebenarnya lebih dari dua rumah yang terancam. Tapi yang paling dekat dengan tebing hanya ada dua rumah,” jelasnya.
Endang mengaku sudah melaporkan kejadian longsor tersebut kepada pemerintah terkait khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, namun sampai saat ini belum ada tanggapan ataupun bantuan. “Rencananya kita akan memasang gorong-gorong di Selokan Cimanggu ini agar air tidak meluber ke tebing, tapi masih belum ada bantuan. Sementara kami bersama warga melakukan gotong royong untuk memperbaiki saluran air yang berada di bawah tebing,” pungkasnya. (Bam/d)
