Demi Keselamatan, Ini Tiga Permintaan Balawisata Kabupaten Sukabumi

Rambu peringatan di Pantai Sukabumi

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Kepala Operasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Balawista Kabupaten Sukabumi Asep Edom Saepuloh mengatakan, perlu dilakukan evaluasi terhadap pengamanan di sepanjang pantai Sukabumi. Hal ini menyikapi kasus kecelakaan laut (lakalaut) yang memakan korban sebanyak 20 orang pada Lebaran tahun 2019 ini.

“Meskipun Alhamdulillah semua korban selamat, tapi kita tetap harus melakukan evaluasi,” kata Asep Edom Saepulloh kepada Radarsukabumi.com, Selasa (11/6/2019).

Bacaan Lainnya

Menurut Asep Edom, hal pertama yang harus dievaluasi adalah keberadaan peralatan life guard yang harus lengkap. Dan hal ini merupakan ranah dari Pemerintah Kabupaten yang bertanggungjawab di objek wisata.

Hal kedua, lanjut Asep Edom, adalah rambu atau papan imbauan dan peringatan-peringatan yang harus terpasang pada tempatnya. “Dan rambu ini memang harus terpasang di tempatnya. Jadi tidak semua titik dipasangi rambu sebagai daerah rawan, ada beberapa titik yang memang aman tapi dalam pengawasan,” ujar Asep Edom.

Dia menjelaskan, ada daerah tertutup yang dilarang untuk digunakan aktivitas di air seperti berenang, tapi hanya untuk menikmati panorma sekitaran laut dan pantai saja, tapi tidak untuk berenang.

“Karena ada beberapa kategori pantai sepanjang 117 km dari pelabuhan tidak semua dipakai untuk aktivitas berenang,” ungkap Asep.

Hal ketiga, tambah Asep, hal ini berkaitan dengan status personil Balawisata yang belum diperhatikan secara serius dari semua pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Disebutkan oleh dia, saat ini personil Balawisata Kabupaten Sukabumi berjumlah 86 anggota, ditambah 15 anggota binaan sehingga total ada 104 orang yang bertugas 16 pos.

“Anggota life guar Balawisata Kabupaten Sukabumi yang kurang lebih 19 tahun mengabdi di Kabupaten Sukabumi harus profesional. kami sudah melengkapi kemampuan kami dengan sertifikasi dan potensi kami di lapangan dengan disiplin ilmu baik di dalam maupun luar negeri. Dengan cara-cara tugas fungsi sebagai life guard kami penuhi,” kata Asep Edom.

“Tinggal pemerintah yang mendanai atau membiayai operasional kami semaksimal mungkin karena tidaklah mudah untuk jadi petugas life guard di pantai Sukabumi ini,” pungkasnya.

(izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *