Anak Korban Pembekapan di Cicurug Sukabumi Dapat Pendampingan Pemkab

Subkoor Pelembagaan Hak Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi
DIWAWANCARAI : Subkoor Pelembagaan Hak Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi, Diah Puspitasari didampingi Analis Pemberdayaan Anak pada DP3A Kabupaten Sukabumi, Sutiari Karlia Ningsih.

SUKABUMI — Anak korban pembekapan di Cicurug Kabupaten Sukabumi dipastikan mendapatkan pendampingan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi.

Hal tersebut dikatakan oleh Subkoor Pelembagaan Hak Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi, Diah Puspitasari .

Pihaknya mengaku setelah mendapatkan laporan tersebut, berencana akan melakukan survai ke lokasi rumah korban bersama Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi.

“Insya Allah, dalam waktu dekat ini kami bersama petugas dari P2TP2A Kabupaten Sukabumi berencana akan melakukan pendampingan untuk pemulihan psikis anak di Cicurug itu,” kata Diah kepada Radar Sukabumi pada Selasa (31/01).

Pihaknya mengaku geram terhadap aksi OTK yang nekad melakukan pembekapan terhadap anak yang masih berusia 10 tahun itu.

“Seperti tadi saya sampaikan, ketika terjadi suatu kekerasan terhadap anak itu, pihak keluarganya bisa melaporkan ke DP3A Kabupaten Sukabumi. Nah, nanti laporannya kita pasti terima. Tindaklanjutnya, akan seperti apa, kalau semisal nanti masuk ke ranah hukum, pasti akan ada pendampingan,” paparnya.

Masih kata Diah, aksi Kejahatan itu bisa muncul dimana saja. Seperti halnya, dlingkungan rumah sekalipun banyak terjadi kejahatan. Untuk itu, keamanan harus tetap dijaga dan memberikan perlindungan kepada anak.

“Kewaspadaan yah, jadi yang dirasa aman. Seperti di rumah, justru banyak yang malah tidak aman, jadi-anak itu sangat rentan dan harus ada pengawasan secara murni 24 jam,” bebernya.

Sebab itu, DP3A Kabupaten Sukabumi meminta kepada seluruh orangtua agar tidak lalai dan tidak boleh membiarkan anaknya seorang diri. Terlebih lagi, saat ini ramai di media sosial terkait aksi pencurian anak. Meski belum jelas, kebenaran dari informasi tersebut. Namun, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sukabumi agar tetap waspada.

“Memang kami belum menerima laporan secara resmi terkait adanya aksi penculikan anak di Kabupaten Sukabumi. Tapi, alangkah baiknya orangtua tetap waspada yah. Jangankan itu anak usia 10 tahun, anak diusia 18 tahun aja. Seperti sudah SMA masih harus dilindungi dan diawasi. Jadi, untuk orangtua jangan sampai lalai terhadap lingkungan,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, nasib memilukan menimpa seorang bocah, berinisial NWS (10) asal warga Kampung Nangklak, RT 01/RW 06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, menjadi korban pembekapan oleh tiga orang tak dikenal (OTK) di depan rumahnya.

Kasus yang terjadi pada Kamis (26/01/) sekitar pukul 20.00 WIB itu, bermula saat ketiga orang pelaku berpura-pura menanyakan keberadaan ayahnya. Namun, dua diantara OTK itu langsung membekap NWS itu dengan menggunakan handuk kecil.

Ayah korban, Sultoni mengatakan, bahwa saat kejadian, dirinya mengaku sedang tidak di rumahnya. Karena, ia tengah menungguin isterinya yang sedang dirawat di Medicare.

“Tadi malam ada tiga orang tidak dikenal menanyakan saya, 1 orang dimotor tidak turun dan 2 orang lagi masuk ke teras lalu, menanyakan saya. Nah, waktu itu dijawab oleh anak saya tidak ada. Tapi, tiba-tiba anak saya langsung dibekap pakai handuk kecil,” kata Sultoni.

Setelah dibekap, anak tersebut merasa pusing dan pingsan. Kemudian ditemukan oleh saudaranya bernama Adit. Setelah itu, Adit langsung membawa anak tersebut ke dalam rumah dan memberitahukan hal tersebut kepada orangtuanya.

“Setelah mengetahui anak pingsan, saya pun langsung pulang ke rumah untuk melihat keadaan anak. Setelah kondisinya membaik, anak saya bilang walaupun dengan terbata-bata karena nafasnya sesak berat dan langsung menceritakan kronologisnya,” bebernya.

Tidak lama setelah itu, ia langsung membawa anaknya itu ke rumah sakit terdekat agar mendapatkan penanganan dari tim medis secara intensif dan saat ini sedang dilakukan observasi di IGD. Pihaknya juga, mengaku tidak mengetahui secara jelas terkait motif apa yang sudah dilakukan oleh OTK tersebut, hingga tega membekap anaknya hingga pingsan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *