Kembangkan Klaster Agribisnis, Petani Muda Subang Sukses Usaha Padi Ketan

Petani Muda Subang Sukses Usaha Padi Ketan

BOGOR – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Jawa Barat Kembali mempertemukan para petani muda dalam Milenial Agriculture Forum (MAF) pada Sabtu (9/11).

Acara yang dikemas secara virtual kali ini menghadirkan Teguh Deni Aljabar, selaku koordinator Klaster Komoditas Padi Ketan dari Kabupaten Subang, Jawa Barat dan berhasil melibatkan ratusan peserta pada MAF kali ini yang tertarik untuk belajar dan sharing knowledge mengenai klaster komoditas padi ketan.

Bacaan Lainnya

Kepala BPPSDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi muda yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian kedepan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani muda sekaligus enterpreneur di bidang pertanian,” paparnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Rudi Hartono selaku Plh. Direktur Polbangtan Bogor mengatakan bahwa ketika berbicara mengenai klaster, kita berbicara jaringan. “Bagaimana kerja menjadi ringan, dan hasil menjadi baik. Bagaimana menunggu rezeki yang dicontohkan seperti jaring laba-laba yang saling terkoneksi”, ujar Rudi.

Wakil Direktur 1 ini berharap, petani muda di daerah lain dapat meniru dapat pola bisnis yang saat ini sedang dikembangkan di wilayah Binong, Subang ini supaya tertular keberhasilan dalam memajukan produktivitas pertanian nasional.

Acara yang dibawakan oleh Elis Elsani dengan moderator Lili Nurendahsari selaku Financial Advisor untuk wilayah Subang ini berlangsung cukup interaktif dibuktikan dengan cukup banyak peserta yang aktif pada sesi diskusi.

Idha Widi Arsanti, selaku Kapusdiktan mengatakan bahwa klister komoditas ini penting karena petani itu harus naik kelas. “Ketika skala ini bisa berkembang dengan cukup baik, petani muda akan bisa menyumbangkan kiprahnya terhadap meningkatnya produktivitas pertanian di Indonesia hanya dengan melembaga”, ujar Santi.

Santi menambahkan, bahwa kinerja tim akan mempercepat pertumbuhan pertanian skala nasional. “Jika hanya individu, pengembangannya menjadi kurang optimal. Jika individu perlu waktu yang lama. Jika berlembaga, maka manfaat atau keuntungan yang diperoleh akan menjadi lebih besar”, imbuh Santi.

Klaster Komoditas Padi Ketan Mitra Usaha Tani Binong, Subang ini sama-sama saling berkaitan antara pembudidaya, off taker atau pengepul, dan pengolahan beras ketan sehingga terbentuk klaster Mitra Usaha Tani.

Pembentukan klaster ini berawal dari kendala-kendala yang dialami oleh petani muda di Binong. Mulai dari peralatan untuk sawah, dan pengolahan padi yang masih minim, sampai pada kendala pemasaran yaitu kurang memahami tempat untuk melakukan pemasaran produknya.

Sehingga dengan adanya klaster dapat meminimalisir hal-hal yang tidak terduga. Dengan tujuan awal pembentukan klaster dapat mempermudah dalam hal budidaya, penggilingan menjadi beras ketan dan pengolahan menjadi bahan cemilan seperti opak, rengginang, dodol yang berbahan baku padi ketan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *