BOGOR – Viral video aksi protes warga di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang, Kabupaten Bogor, menyebar di media sosial. Aksi protes ini terjadi karena pihak RSUD Leuwiliang dituding menyembunyikan ambulan.
Dalam rekaman video itu tampak sejumlah warga yang diduga dari keluarga pasien terlibat “cekcok” dengan pihak RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Direktur RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor, angkat bicara pasca viralnya video terkait pelayanan penggunaan ambulance, yang diduga tak dilayani dengan baik.
“RSUD Leuwiliang memiliki tiga ambulance, dan dua untuk mobil jenazah. Kami juga memiliki 7 driver (supir) yang bertugas secara bergantian,” kata Dirut RSUD Leuwiliang Vitrie Winastri kepada wartawan, Minggu (12/11).
Dia menjelaskan secara aturan sebenarnya pelayanan ambulance di RSUD Leuwiliang berjalan selama 24 jam.
“Kami juga merujuk pasien dengan sistem pelayanan gawat darurat terpadu (SPGDT) antar Rumah Sakit agar memastikan kebutuhan pasien bisa dipenuhi yang kami rujuk,” jelasnya.
Bahkan menurut Vitrie untuk jam kerja supir ambulance berlangsung secara dua shift pagi dan malam.
“Yang jelas pasien kalau sudah siap dirujuk maka menghubungi tim ambulance dan segera meluncur sesuai kebutuhan, bisa didampingi perawat atau dokter,” ucapnya.
“Sedangkan untuk pasien BPJS udah dicover sepenuhnya, kalau pasien lain (umum) mengikuti secara peraturan tergantung permintaan pasien,” bebernya.
“Mobil ambulance standby dan kita menggunakan sistem pelayanan gawat terpadu tentang rujukan pasien,” tegas Vitrie.
Namun dirinya mengaku, kedepan mengenai komunikasi akan lebih ditingkatkan ke semua pasien.
“Saat kejadian kemarin memang pasien meminta membawa kendaraan sendiri, sudah kami tahan dan diedukasi, tapi pasien kekeh mau pakai mobil pribadi,” ungkapnya. (Abi)