Ingin Tambah Sekolah Anak TKI di Malaysia

BOGOR – Kunjungan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Wan Azizah Wan Ismail ke Istana Kepresidenan Bogor kemarin (9/10) membawa semangat positif. Pemerintah Malaysia menyambut keinginan Indonesia untuk memperbanyak Community Learning Center (CLC) bagi anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Negeri Jiran.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, fasilitas pendidikan bagi anak-anak TKI di Malaysia masih minim. CLC yang menjadi wadah pendidikan anak TKI baru ada di wilayah Sabah dan Serawak.

Di Malaysia bagian Semenanjung belum ada. Padahal, TKI di wilayah tersebut cukup banyak. ”Indonesia meminta agar community learning centre dapat dibentuk atau ada di Semenanjung,” ujarnya seusai pertemuan.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menambahkan, jumlah CLC di Malaysia ada 59 unit. Namun, lokasinya di wilayah Sabah dan Serawak. Ada 84 ribu anak yang mengenyam pendidikan di sana.

Di kawasan Semenanjung sendiri, lanjutnya, ada sekitar 40 ribuan anak TKI. Namun, mereka sulit mengakses pendidikan. Sebab, ada banyak pekerja konstruksi yang berstatus ilegal.

Di sisi lain, hanya ada sekolah di KBRI Kuala Lumpur yang letaknya jauh bagi banyak pekerja TKI. ”Untuk sekolah di KBRI jaraknya jauh, ada sekitar 100 kilometer hingga 150 kilometer dari lokasi mereka tinggal. Mereka biasanya tinggal di bedeng di atas bangunan yang belum selesai,” imbuhnya.

Dalam pertemuan kemarin, Indonesia meminta izin mendirikan CLC di beberapa wilayah. Di antaranya Kuala Lumpur, Johor, dan Pinang. Nantinya, CLC dikelola oleh pemerintah lewat KBRI, KJRI, atau kelompok masyarakat yang ada di Malaysia.

Nusron mengatakan, respons dari Wan Azizah yang juga istri politikus Anwar Ibrahim itu cukup positif. “Itu sudah dicatat-catat,” kata mantan Ketua Umum GP Ansor tersebut.

 

(far/oni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *