Bayi di Jonggol Lahir Tanpa Lubang Anus, Butuh Uluran Tangan

Bayi Tanpa Anus
Muhamad Arpan Arparizki, bayi di Jonggol yang lahir tanpa lubang anus.

JONGGOLSetiap orang tua pasti menginginkan anaknya lahir dengan kondisi fisik sempurna. Namun, takdir berkata lain untuk Muhamad Arpan Arparizki (14 bulan), warga Perumahan Sukma Indah Residen, Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Anak dari pasangan Rudi dan Imarotu Fitria ini, lahir dalam keadaan tidak normal seperti bayi pada umumnya.

Bacaan Lainnya

Muhamad Arpan Arparizki harus menderita penyakit dengan tidak memiliki lubang anus (Atresia Ani) dan gangguan pada detak jantung (Hipotiroid).

Ibu kandung Muhamad Arpan, Imarotu Fitria menjelaskan semenjak mengandung selama 9 bulan detak jantung anaknya kurang dari 120 detik.

“Kan ini dari semenjak kandungan sudah ketahuan detak jantung bayi diusia 7 minggu kehamilan itu kurang, seharusnya 120 sampai 140, tetapi ini kurang dari 120 detik,” kata Imarotu Fitria kepada Radar Bogor, Selasa (14/9/).

Muhamad Arpan Arparizki baru ketahuan mengalami down syndrome ketika jalan tiga hari pasca kelahiran.

“Baru ketahuan dihari ketiga. Perutnya bucit, berwarna kuning dan sudah lemes. Hari pertama di kasih ke saya minum kurang, sama reflek menelan tidak normal. Hari kedua tidak di rawat di ruang perwatan anak, hari ketiga bapak dipanggil ternyata ada kelainan itu,” tambahnya.

Saat ini, Muhamad Arpan Arparizki sudah tiga kali menjalani pengobatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta, dan tinggal menunggu operasi.

“Alhamdulillah sudah pengobatan tinggal operasi ketiga penutupan stoma dan USG jantung,” ucapnya

Imarotu Fitria berharap adanya bantuan akomodasi dan susu dari pemerintah daerah maupun pemerintah setempat dalam mengobati buah hatinya.

“Jadi sekarang butuh biaya untuk akomodasi ke RSPAD, untuk perawatan luka stoma dan nanti setelah operasi penutupan stoma (kassa, cairan nacl, mugkin obat-obatan yang tidak d cover BPJS) dan yang utama untuk susu pregestimil-nya. Karena kemarin dicoba susu merk lain tapi napasnya masih gak normal. Jadi sama dokter spesialisnya disuruh tetap pakai susu pregestimil,” harapnya. (cr)

Editor: Yosep

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *