Lina Ruslinawati Sebut Lunturnya Nilai Budaya di Kalangan Muda Harus Diwaspadai

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati

SUKABUMI — Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati menilai, lunturnya nilai-nilai kebudayaan di generasi muda harus mendapat perhatian serius dari semua pihak. Para elite politik diminta tidak hanya sibuk bertengkar memperebutkan kekuasaan semata.

Tetapi, harus menjadi tauladan bagi generasi muda agar bangga menjadi anak Indonesia. Terlepas dari suka atau tidak, demam seperti Korean Pop (K-Pop) telah sangat masif memengaruhi kebudayaan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Belum lagi soal budaya Fashion Week yang jauh dari budaya ketimuran.

Bacaan Lainnya

“Jangan sampai budaya kita terpinggirkan, berganti dengan budaya luar. Budaya kita kan biasanya adalah berlatih silat, tari itu menjadi ciri khas budaya bangsa kita, bukan Fashion Week, kita cukup banyak miliki budaya ketimuran, dari tari Jawa hingga Bali ada, “jelas Lina

“Contohnya budaya korea dan amerika, itu jelas merubah identitas kita. Kita memiliki identitas sendiri, saya kurang setuju dengan Fashion Week karena kemaslahatannya kurang, nyaris budaya kita tidak ada disana, “tambahnya.

Jangan sampai anak-anak muda lebih suka bergaya korean style, harajuku style, arabian style maupun western style. Padahal Indonesia punya banyak ragam budaya, dari mulai fesyen, alat musik maupun falsafah kehidupan dari kearifan lokal di berbagai daerah.

Legislator dapil Kabupaten dan Kota Sukabumi ini berpendapat cara indoktrinasi secara halus yang dilakukan berbagai negara sepeti Korea, Jepang, Timur Tengah maupun negara-negara barat melalui film, lagu, cerita komik maupun fashion, perlu dipelajari untuk dijadikan contoh. Ini menjadi tantangan bagi para pemangku kepentingan, khusunya Kemendikbud serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk menghidupkan ruang-ruang indoktrinasi budaya Indonesia dengan cara-cara halus kepada para generasi muda Indonesia.

“Indoktrinasi tidak selamanya berarti buruk. Indonesia punya Pancasila sebagai ideologi bangsa yang didalamnya memuat keluhuran budaya bangsa. Nilai-nilai tersebut tidak bisa hanya didiamkan saja, melainkan harus ditanamkan kepada generasi bangsa melalui pendekatan yang menarik dan interaktif. Bukan dengan cara paksaan atau otoritarian,” tutur politisi Partai Gerindra itu.

“Mari kita kembali ke sifat gotong royong, bukan individualistis. Kembali ke sikap silih asah, asih dan asuh, bukan penebar kebencian atau permusuhan. Kembali menikmati pagelaran kebudayaan seperti wayang maupun sendratari, bukan hanya menikmati konser artis mancanegara. Dengan adanya penghargaan dan apresiasi yang datang dari segenap elemen bangsa, akan semakin menguatkan benteng kebudayaan sebagai penjaga kedaulatan NKRI,” pungkasnya. (adv)

Pos terkait