Sekolah di Cianjur Diliburkan, Warga Bekasi Meninggal di RSDH Positif Corona

Warga Kabupaten Bekasi berinisial D (55), dikabarkan suspek corona ketika dirawat di RS. Dr. Hafiz (RSDH), Jalan Pramuka, Kabupaten Cianjur.

CIANJUR– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat memutuskan meliburkan sekolah yang dimulai Senin (16/3/2020) besok.

Hal itu menyusul warga Bekasi berinisial D yang pernah dirawat dan meninggal di Rumah Sakit dr Hafiz (RSDH) ternyata dinyatakan positif terjangkit virus corona atau Covid-19.

Bacaan Lainnya

Kepala Disdik Cianjur, Oting Zaenal Muttaqin menyatakan, peliburan sekolah itu dilakukan sampai dengan dua pekan mendatang atau sampai dengan tanggal 28 Maret 2020.

“Kegiatan untuk sekolah dialihkan di rumah masing-masing, tapi tidak diliburkan ya. Jadi tetap belajar tapi di rumah masing-masing,” ujarnya kepada Pojokjabar.com, Minggu (15/3/2020).

Sebagai gantinya, materi belajar disampaikan dengan cara melalui metode daring dengan memanfaatkan smartphone yang dimiliki setiap siswa.

“Sedangkan semua guru tetap masuk seperti biasa untuk melakukan bimbingan dan panduan serta pembelajaran melalui online,” jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya mengingatkan kepada para orangtua agar lebih memberikan pengawasan kepada anaknya.

“Biarpun tidak sekolah, jangan malah anaknya dibiarkan keluyuran ke mana-mana. Sekolah diliburkan ini kan agar aktivitas siswa berkurang dan mencegah penyebaran Covid-19,” terangnya.

Yang cukup dikhawatirkan, kata Oting, adalah siswa di Cianjur selatan yang selama ini memiliki keterbatasan dalam akses telekominikasi dan informasi.

“Karena di selatan itu kan ada wilayah yang sinyal agak susak, juga tidak semua siswa punya smartphone,” kata Oting.

Oting berharap, peliburan sekolah ini tidak akan berimbas pada persiapan ujian sekolah, khususnya jenjang SMP. Kendati nantinya, jika terpaksa, ujian harus dijadwalkan ulang.

“Harapannya kondisi ini cepat selesai. Kami juga sudah mempersiapkan plan B, jadi ujian lewat smartphone. Nanti teknisnya dibahas kalau memang benar-benar mendesak,” tutur dia.

“Itu sudah diujicoba di salah satu sekolah dan bisa. Jadi kami siap,” pungkasnya.
(ruh/pojokjabar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *