Tetangga kontrakan pelaku, Saiful (38) menuturkan, dalam kontrakan tersebut ada tiga pria, baru tinggal selama tiga minggu. Walaupun terkadang ada teman-temannya yang datang main ke kontrakan pelaku. “Ada tiga yang tinggal disini. Saya enggak tahu namanya siapa saja, karena enggak pernah ngobrol,” ucapnya.
Saat proses penangkapan pukul 06:00 pagi, ia membeberkan, ia bersama istri tidak boleh keluar kontrakan oleh petugas yang mau menangkap pelaku, karena terdengar pelaku sempat memberikan perlawanan.
“Kalau yang saya dengar ada perlawanan, soalnya polisi ada yang teriak pelaku melawan. Kalau saya didalam kontrakan enggak boleh keluar. Kaya nya ada tiga orang yang ditangkap,” ungkapnya.
Terpisah, Penangkapan terduga teroris juga dilakukan di kampong Rawa Aren, RT 07 RW 02, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur. Salah seorang penghuni rumah Awal Septo Hadi (26) tidak melawan saat tim densus menangkapnya, senin pagi kemarin.
Warga sekitar tidak percaya pria yang sehari-hari nampak biasa saja Dimata warga sekitar tersebut mendadak diamankan oleh Tim Densus 88. Beberapa saat setelah penangkapan, rumah nomor 53 tersebut nampak masih ramai oleh oleh beberapa warga sekitar tepat didepan rumah. Orang tua dan istri Awal terlihat berada didalam rumah.
Ketua RT setempat mengaku tidak menyangka salah satu warganya terlibat jaringan teroris. Tersangka dalam tiga hari ini sudah dalam pengintaian pihak kepolisian. Awal diketahui sebagai sosok yang jarang bersosialisasi dilingkungan sekitar.
Aktivitas sehari-hari yang diketahui warga Awal sebagai seorang guru, dan beraktivitas pada satu kelompok pengajian diwilayah Babelan, Kabupaten Bekasi.
Sosok keluarga dari Awal dinilai sebagai keluarga yang ramah terhadap masyarakat sekitar. Awal bersama dengan kedua orang tuanya sudah tinggal dilingkungan sekitar selama kurun waktu 10 tahun kebelakang.”Gak nyangka aja kalau ditangkep, udah tiga hari ini diintai. Awalnya nanyain orang tuanya, mau nangkap ini, gitu,” kata ketua RT 02 RW 07, Deni Suwarto (60).
