Melihat Kenakalan Pelajar SMP Sukabumi di Dunia Maya Mulai dari Saling Ejek, Sampai Tawaran Transaksi Jual Beli Sajam

DINAS Pendidikan Kabupaten Sukabumi nampaknya harus kerja ekstra dalam menekan angka kenakalan pelajar di wilayah Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, selain di dunia nyata, di dunia maya pun prilaku pelajar sudah sangat mengkhawatirkan.

Rendi Rustandi, Sukabumi

Bacaan Lainnya

Belum lama ini, Radar Sukabumi mencoba memantau sebuah group Komunitas SMP se-Sukabumi di media sosial facebook. Group ini dibuat empat tahun lalu dengan jumlah member saat ini sudah mencapai 19.495 orang.

Berdasarkan pengamatan, member group mayoritas merupakan pelajar tingkat SMP dan SMA baik yang ada di Kabupaten Sukabumi maupun luar Sukabumi. Dari sekian banyak postingan, tidak sedikit status yang bernada menantang dari member ‘ABG’.

Bahkan hal yang paling mengejutkan lagi, di dalam group ini ada postingan yang berisi ajakan transaksi jual beli senjata tajam.

Mulai dari celurit, keleweng, gir motor, samurai dan senjata tajam lainnya yang biasa digunakan saat tawuran. Penjual dan calon pembelinya pun tidak lain berasal dari para pelajar itu sendiri.

Dengan gaya bahasa tulisan mereka, penjual senjata tajam dengan bangga menawarkan beragam senjata tajam. Tulisan dan gaya bahasanya pun cukup dibilang ekstrem.

Dengan bangga, ABG labil ini mengaku Sajam yang hendak dijual itu telah ‘meminum’ darah. Seperti yang senjata tajam yang ditawarkan pemilik akun MFM.

“Corbek 100K angkutSok UdhDapetDarah!!!,” tulis MFM dalam group itu seraya menampilkan dua Sajam berukuran panjang.

Tak berlangsung lama, sebuah komentar pun muncul dari akun facebook Agung Exalt To Coitus. Ia mengajak MFM untuk barter Sajam dengan yang dimilikinya.

“Bt moal sareng gobang,” tulisnya.

Selain itu, ajakan tawuran pun datang dari sekolah SMP luar Sukabumi. Mereka nampak sengaja ‘mengompori’ SMP Sukabumi untuk mau diajak melakukan tawuran.

“Sukabumi mah DUMAY cupu luh an***k,” tulis pelajar SMP asal Bogor melalui akun facebook Rizwan.

Sontak, status ini pun menuai reaksi keras dari pelajar SMP Sukabumi.

“Cung*r sia ulah wani dina sosmed lah,” timpal akun Muhamad Ramdani.

Atas aktivitas ini, sejumlah pihak pun menyayangkan dengan kenakalan pelajar yang masih bau kencur ini.

Seperti halnya yang disampaikan praktisi pendidikan asal Warungkiara, Pebriansyah.

Menurutnya, kenakalan pelajar yang saat ini terjadi salah satu penyebabnya saling ejek di dunia maya.

Sebagai puncaknya, mereka melakukan aksi tawuran saat pulang sekolah.

“Ini artinya, penggunaan smart phone mereka kurang diawasi. Baik itu oleh keluarga, sekolah maupun tingkat dinas,” ujar Pebriansyah kepada Radar Sukabumi.

Tak hanya itu, lanjut Pebri, aksi kekerasan antar pelajar juga terjadi karena ada pengaruh dari pihak eksternal. Seperti halnya alumni sekolah itu sendiri.

Sehingga, karena merasa mendapat dukungan, keberanian mereka pun diuji saat berhadapan dengan pelajar dari sekolah lain.

“Untuk mencegah ini, mau tidak mau pengawasan kepada mereka harus diperketat.

Mulai dari berangkat sampai pulang dari sekolah.

Bila kita lengah sedikit saja, kenakalan pelajar khususnya tawuran akan terus terjadi,” pungkasnya.

Sementara itu, Kadis Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Maman Abdurahman mengaku sangat prihatin dengan kondisi prilaku pelajar saat ini.

Menurutnya, pengaruh lingkungan pergaulan mendominasi terjadinya aksi kekerasan antar pelajar.

“Tentu saja, kami berharap antar pelajar itu tercipta suasana kondusif, bukan sebuah pertikaian.

Kami melihat, yang paling besar penyebab kenakalan ini akibat dari pengaruh lingkungan pergaulan,” timpalnya.

Maman mengaku, pada tahun-tahun sebelumnya, pihaknya telah membentuk satuan tugas pencegahan kenakalan dan tawuran pelajar.

Namun menurut Maman, hal itu tidak cukup karena pencegahan kenakalan pelajar ini perlu semua pihak terlibat.

“Kami berharap, semua pihak khususnya keluarga terlibat dalam persoalan ini.

Karena pada prinsifnya, persoalan kenakalan pelajar ini bukan saja tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua pihak.

Khususnya keluarga dan sekolah,” tandasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *