Mitos dan Fakta Penyakit Asma

Dokter Spesialis Paru Mayapada Hospital Bogor BMC, dr. Koko Harnoko, SpP
Dokter Spesialis Paru Mayapada Hospital Bogor BMC, dr. Koko Harnoko, SpP

BOGORAsma merupakan penyakit serius yang mesti ditanggapi dengan cepat dan tepat. Penyakit ini merupakan radang kronis yang menyebabkan sesak dan penyempitan pada saluran pernapasan.

Asma termasuk pada penyakit bawaan atau genetik. Kemungkinan diturunkannya mencapai 50 persen. Faktor genetik ini bisa muncul jika adanya dorongan pemicu alergi.

Pemicu ini bisa disebabkan dari faktor yang ada di dalam ruangan maupun luar ruangan. Misalnya asap rokok, asap obat nyamuk, debu, dan bulu binatang, asap knalpot, asap pabrik, dan bebauan.

Asma juga bisa diakibatkan aktivitas fisik yang berlebihan, infeksi saluran napas, virus, alergi makanan tertentu, tingkat kelembapan yang tinggi, dan faktor emosional.

Di lingkungan masyarakat berkembang isu-isu yang berkaitan dengan penyakit asma misalnya, penyakit asma tidak bisa disembuhkan, penggunaan inhaler bisa menyebabkan ketergantungan, asma bisa timbul karena suhu dingin, dan isu-isu lainnya

Dokter Spesialis Paru Mayapada Hospital Bogor BMC, dr. Koko Harnoko, SpP mengatakan bahwa fakta jika penyakit asma tidak dapat disembuhkan. Penyakit ini hanya bisa dikontrol atau dikendalikan pemicunya. Karena asma akan selalu melekat pada tubuh manusia dan tidak bisa dihilangkan.

“Makanya kita sebut penyandang asma bukan penderita asma, karena pasti ada dalam tubuh. Jadi Asma bukan tidak bisa sembuh tapi tidak bisa hilang karena faktor genetik,” ujar dr Koko.

Lantaran tidak bisa disembuhkan, maka penyandang asma membutuhkan obat untuk mengontrol pemicu. Obat terbaik untuk penyandang asma ialah inhaler karena bekerja langsung di saluran pernapasan yang tidak masuk ke lambung dengan efek samping yang rendah.

Karena itu mitos jika ada yang mengatakan bahwa inhaler bisa menyebabkan ketergantungan. Namun supaya asmanya terkontrol penyandang harus senantiasa mengonsumsi obat pengontrol secara setiap hari sampai asmanya sudah terkontrol atau tidak kambuh kurang dari 2 kali seminggu dalam sebulan.

“Obat pengontrol ini harus rutin dikonsumsi karena terkadang pasien itu sebelum 2 bulan sudah berhenti karena sudah merasa lebih enak dan tidak terkena serangan lagi. Padahal walau tidak ada serangan, obatnya harus rutin dikonsumsi untuk mengontrol,” ucapnya.

Terkait isu asma bisa kambuh karena suhu dingin, dr Koko menjelaskan isu itu mitos. Dirinya mengatakan bukan suhu dingin yang menyebabkan pengidap asma kambuh melainkan suhu yang lembab.

Isu yang sering berkembang di masyarakat lain ialah pengidap asma tidak diperbolehkan olahraga berat. Faktanya pengidap asma boleh berolahraga jika asmanya sudah terkontrol.

Pengidap asma justru disarankan untuk berolahraga agar daya tubuhnya meningkat. “Olahraga dianjurkan agar badan selalu fit sehingga tidak mudah terjadi serangan asma.” Pilihan olahraga bisa beragam, misalnya berenang dan senam,” tuturnya. (cr1/mg1/mg2)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *