Digitalisasi Pasar Pelita Sukabumi, Ibu Atalia Kamil Gandeng BRI

BRI Sukabumi Bersama 'Si Cinta' Ridwan Kamil BRImo-kan Jabar
SOSIALISASI BRIMO: Dalam kunjungan Sarling ke Kota Sukabumi, istri Gubernur Jabar, Atalia Praratya Kamil yang juga Duta Pasar Rakyat Jabar didampingi Pinca BRI Sukabumi, Duta Okki Wicaksono menjelaskan tentang kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS BRImo dan mengajak seluruh pedagang dan pembeli untuk segera mengaksesnya pada saat berbelanja di Pasar Pelita Kota Sukabumi, Jumat (26/8/2022). (ist)

SUKABUMI – Istri Gubernur Jawa Barat (Jabar), Atalia Praratya Kamil berbelanja di Pasar Pelita Kota Sukabumi, Jumat pagi (26/8/2022).

Bak mojang priangan, setelah memastikan keamanan makanan di Pasar Pelita di stand Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) kedatangan Atalia selaku Ketua Tim Penggerak PKK Jabar yang tampil modis dengan balutan kemeja putih dipadukan dengan kain batik merah bermotif mega mendung dan selendang berbenang emas bertuliskan “Duta Pasar Rakyat Jawa Barat” sontak membuat para pedagang dan masyarakat Sukabumi yang sedang asyik berbelanja terpana.

Bacaan Lainnya

Ada hal menarik dalam kunjungan Siaran Keliling (Sarling) di Kota Sukabumi kali ini. Bersama Wakil Gubernur (Wagub) Jabar UU Ruzhanul Ulum, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Provinsi Jabar Iendra Sofyan, Ketua Bidang I TP-PKK Provinsi Jabar Lina Marlina, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi Dida Sembada, Asisten Daerah (Asda) Bidang Administrasi Umum Setda Kota Sukabumi Iskandar, Ketua TP-PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi, kepala SKPD di lingkungan Pemkot Sukabumi dan Pemimpin Cabang (Pinca) BRI Sukabumi Duta Okki Wicaksono, wanita kelahiran 1973 yang akrab disapa ‘Si Cinta’ Ridwan Kamil tersebut sengaja blusukan ke pasar yang dulunya menggunakan pola transaksi jual beli dengan cara tradisional yakni dengan uang tunai atau Cash.

Kedatangan istri Gubernur Jabar dan rombongan tersebut berbarengan dengan acara Tawuran Dana BRI Kanca Sukabumi. Saat ini, setidaknya 80 persen pedagang aktif di Pasar Pelita Kota Sukabumi itu telah menjadi nasabah BRI. Dengan berbagai benefit yang ditawarkan, tidak sedikit dari mereka yang sudah beralih menggunakan pola transaksi nontunai dengan mengakses layanan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) pada aplikasi BRImo.

Sekadar diketahui, kode QRIS adalah standar kode QR dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di Indonesia. Seluruh layanan jasa keuangan disyaratkan untuk mensosialisasikan serta menerapkan sistem pembayaran tersebut, tidak terkecuali PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Kantor Cabang (Kanca) Sukabumi.

BRIMO
LAYANAN: Istri Gubernur Jabar, Atalia Praratya Kamil menunjukkan aplikasi QRIS BRImo dalam kunjungan Siaran Keliling (Sarling) di Pasar Pelita Kota Sukabumi, Jumat pagi (26/8/2022). (Ist)

Dewasa ini BRI semakin gencar mensosialisasikan pola pembayaran nontunai/cashless kepada masyarakat dengan cara mendigitalkan pasar melalui pembayaran QRIS dan Pasar.id BRI.

Pasar.id sendiri merupakan platform dari BRI yang merupakan cara baru belanja di pasar. Melalui platform pasar.Id masyarakat tidak perlu datang ke pasar untuk berbelanja melainkan mereka cukup dari rumah saja. Ccukup klik www.pasar.id pilih pasarnya, pilih kiosnya,pilih barang daganganya, bayar dan barang sampai ke rumah.

Pantauan Radar Sukabumi, setibanya di Pasar Pelita, ‘Si Cinta’ langsung membeli aneka kebutuhan mulai dari buah-buahan, tahu, tempe, jengkol hingga petai. Di Lapak Heri yang dikelola oleh nasabah BRI, dirinya berbelanja jengkol dan petai dengan nilai transaksi Rp100 ribu. Saat hendak membayar, Atalia pun dibuat takjub lantaran pedagang yang disambanginya itu terbiasa bertransaksi nontunai dengan menggunakan QRIS yang tersedia pada aplikasi BRImo.

“Bapak memakai QRIS ini sejak kapan dan bagaimana manfaatnya?,” tanya Atalia dan langsung dijawab pemilik Lapak Heri bahwa sejak pindah ke Pasar Pelita.

Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, istri Gubernur Jabar itu langsung men-scan barcode QRIS BRImo yang telah terpasang lama di smartphonenya. Tidak sampai 5 menit, transaksi jengkol dan petai senilai Rp100 ribu selesai.

“Alhamdulillah luar biasa, saya senang sekali berada di Pasar Pelita Kota Sukabumi ini karena sudah banyak pedagang disini yang menggunakan QRIS BRImo.

Ternyata pembayaran melalui BRImo sangat mudah, cepat dan aman,”ucapnya sambil memberikan kenang-kenangan kepada pedagang yang menjadi nasabah BRI.

Atalia pun tidak malu-malu untuk mengajak semua warga Sukabumi yang ditemuinya untuk sesegera mungkin memanfaatkan layanan BRImo.

“Ibu dan bapak semuanya, sekarang kalau belanja ke pasar tidak usah repot lagi bawa uang cash maupun kembalian karena sudah canggih. Download saja aplikasi BRImo lalu masukkan username dan password, pilih fitur QR, lalu pilih sumber dananya dan jangan lupa masukkan password BRImo dan tunjukkan deh kode QR ke pedagangnya, mudah kan yuk pakai BRImo,” ajaknya sembari menebar senyum ke semua orang.

BRIMO
KEBERSAMAAN: Pinca BRI Sukabumi, Duta Okki Wicaksono foto bersama para pegawainya disela-sela sosialisasi QRIS BRImo di Pasar Pelita Kota Sukabumi, Jumat (26/8/2022).

Wagub Jabar UU Ruzhanul Ulum mengatakan, kedatangannya ke Kota Sukabumi untuk memantau perekonomian di Jabar khususnya di Kota Sukabumi pasca Covid-19. Ada dua kebahagiaan yang ditemuinya selama kunjungan ini.

“Ya Saya menemukan dua kebahagiaan di sini, pertama transaksi di pasar yang ada di Kota Sukabumi berjalan dengan baik. Kedua pasarnya tertata rapi bahkan bersih jadi para pedagang dan pembeli nyaman,” ucapnya.

Meski begitu, dirinya melihat masih ada kelemahan yang belum mengikuti apa yang diinginkan oleh Pemerintah Provinsi Jabar yaitu sistem transaksi pakai barcode. Untuk itu, Uu pun mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi untuk segera bekerjasama dengan perbankan agar semuanya bertransaksi nontunai menggunaan barcode.

“Di sini memang sudah ada BRI dan bank lainnya tapi belum semuanya, harapan kami pihak pemerintah daerah bekerjasama dengan BRI dan berkolaborasi dengan para pedagang pasar untuk segera transaksi semuanya pakai barcode QRIS,” pintanya.

Uu menilai, dengan menggunakan QRIS BRImo banyak kemudahan yang didapat. “Jelas dari sisi keamanan untuk uang lebih terjamin, pedagang lebih aman karena mereka tidak menyimpan uangnya di kios tapi di bank. Manfaat lainnya ketika bertransaksi tidak ribet lagi harus ada kembalian dan lain sebagainya. Jadi saya menghimbau kepada seluruh pedagang di Jawa Barat harus menggunakan barcode dan ibu-ibu yang berbelanja ke pasar harus punya handphone tentunya,” bebernya.

BRImo
KOMPAK: Pinca BRI Sukabumi Duta, Okki Wicaksono dan jajaran foto bersama Kadisperindag Provinsi Jabar Iendra Sofyan di Pasar Pelita Kota Sukabumi, Jumat (26/8/2022).

Masih di tempat yang sama, Kadisperindag Provinsi Jabar Iendra Sofyan menambahkan pihaknya memiliki program Pasar Juara guna menyelesaikan masalahan perekonomian khususnya inflasi didukung dengan penyediaan bahan pokok dan harga yang harus tersedia dengan baik.

“Dukungan infrastruktur lainnya selain bangunan pasar adalah bagaimana mempermudah jual beli melalui cashless, nah salah satu yang mendukung cashless ini adalah BRI melalui QRIS-nya dan bank lainnya sehingga menjadi pilihan bagi pembeli dalam rangka penyediaan bahan pokok apakah dengan cash atau cashless melalui QRIS ini. Tentunya dengan adanya QRIS ini mempermudah dan mempercepat pembelian bahan pokok di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa pasar sekarang adalah pasar modern, tidak bisa dipungkiri bahwa digitalisasi harus dilakukan. Pasar yang ber-SNI salah satunya pasar yang mengutamakan digitalisasi, semoga lancar dan terus dikembangkan digitalisasi ini di pasar yang ada di Jawa Barat,” imbau Iendra.

Sementara itu Pinca BRI Sukabumi Duta Okki Wicaksono menegaskan bahwa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) bersama Bank Indonesia terus mendorong penggunaan transaksi non-tunai bagi para pedagang pasar di Sukabumi. Selain mencegah penyebaran Covid 19, juga untuk mengakselerasi digitalisasi UMKM termasuk para pedagang pasar tradisional lewat QRIS pada aplikasi BRImo dengan fitur yang cukup lengkap.

“Penguatan digitalisasi tersebut dilakukan sejalan dengan visi BRI menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia pada 2025,” tuturnya.

Alumni Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu mengakui transaksi digital semakin diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya di Sukabumi. Selain lebih praktis, transaksi digital juga mempermudah masyarakat dalam melakukan pembayaran maupun aktivitas finansial lainnya.

Dalam mendukung transaksi digital tersebut, BRI menghadirkan layanan QRIS pada aplikasi BRImo guna mempermudah nasabah melakukan transaksi perbankan ataupun dengan merchant.

“Transaksi QRIS pada BRImo dapat dilakukan dengan cara Customer Presented Mode (CPM), di mana aplikasi BRImo mengeluarkan Kode QR yang nantinya dipindai (scan) oleh merchant,” ujarnya.

Pihaknya telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh pedagang pasar dan UMKM agar terbiasa bertransaksi menggunakan BRImo. “Selain BRImo, kami juga terus mendorong para pedagang pasar tradisional beradaptasi dengan kenormalan baru melalui transaksi perdagangan secara virtual dengan pembeli melalui platform Pasar.id. Pasar.id merupakan terobosan BRI dalam digitalisasi perdagangan pasar nasional,” terangnya.

Di wilayah kerja BRI Kanca Sukabumi, Pasar Cisaat salah satu pasar yg masuk ke dalam pasar.id, bahkan disebut sebagai pasar unggulan. Rencananya, Pasar Pelita ini segera mengikuti jejak Pasar Cisaat dalam proses menuju platform BRI yang merupakan cara baru belanja di pasar. Dengan demikian, penjual dan pembeli tidak perlu bertemu langsung di lokasi pasar tradisional. Mereka dapat bertransaksi secara virtual melalui pasar.id dan menunjuk pasar tujuan yang akan dijangkau.

“Semoga digitalisasi pasar mampu mengembangkan UMKM pasar lebih komprehensif melalui transaksi yang tercatat dari masing-masing pedagang, sehingga lebih efisien dan efektif dalam melakukan aktivitas kegiatan perdagangan pasar. BRI akan terus hadir dan siap mengembangkan pasar tradisional salah satunya melalui implementasi digitalisasi pasar dengan QRIS dan pasar.id,” pungkas Duta.(sri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *