Bisnis

Bandara Kertajati Motor Ekonomi Baru

×

Bandara Kertajati Motor Ekonomi Baru

Sebarkan artikel ini
PEDE: (ki-ka) Dirut AP II Muhammad Awaluddin, Direktur PT BIJB Muhammad Singgih, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Agus Taufik Mulyono, Pengamat Ekonomi Unpad Yayan Satyakti, dan Bloger Bandung Ria Sawitri menghadiri Focus Group Discussion penerbangan di Bandung, Jabar, Sabtu (22/6).

BANDUNG, RADARSUKABUMI.com – PT Angkasa Pura (AP) II optimistis Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sebagai penggerak ekonomi baru. Juga sebagai destinasi wisata terkeren Jawa Barat.

Seluruh pemangku kepentingan industri penerbangan, pariwisata, dan masyarakat umum seharusnya melihat proses pengembangan Bandara Kertajati bukan sekadar dari kacamata Internal Rate of Return (IRR).

“Tidak bisa hanya menghitung seberapa cepat IRR tercapai. Harusnya pakai sudut padang Economic Rate of Return (ERR), karena bandara Kertajati bisa mendorong ekonomi masyarakat dan daerah di sekitarnya,” tutur President Director AP II Muhammad Awaluddin di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat Jabar tidak akan bisa menikmati manfaat lebih besar dari sektor pariwisata, kalau masih tetap mengandalkan Bandara Husein Sastranegara sebagai pintu masuk wisatawan. Maklum, Bandara Husein sudah bertahun-tahun tidak berkembang.

“Untuk menambah landasan menjadi 2.200 meter saja, harus menebang gunung, sementara di sana ada lapangan tembak TNI,” keluh Director of Engineering & Operation AP II Djoko Murjatmodjo.

Sesuai instruksi Kementerian Perhubungan (Kemenhub), AP II tidak akan mengalihkan seluruh penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati. Namun hanya akan memindahkan penerbangan domestik bermesin jet.

“Mengapa internasional masih di Bandara Husein, karena mempertimbangkan kelangsungan bisnis pariwisata di Bandung. Hal-hal ini tentu kami perhatikan,” tukas Djoko.

AP II menyatakan kesiapannya melayani perpindahan penerbangan maskapai jet domestik dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Bandara Kertajati di Majalengka. Sesuai rencana, perpindahan 56 penerbangan yang meliputi 13 rute domestik ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) tersebut akan dimulai pada 1 Juli 2019.

Sementara itu, Kemenhub menilai Bandara Husein Sastranegara sudah tidak bisa mengakomodasi pertumbuhan lalu lintas udara di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Sepanjang 2016-2018, jumlah penumpang tumbuh 6 persen menjadi 3,86 juta pax.

Kargo tumbuh 40 persen jadi 19,21 juta kilogram, dan lalu lintas pesawat tumbuh 11 persen jadi 31.865 pergerakan pesawat.

“Jadi, mau tidak mau, harus pindah karena Bandara Husein sudah mentok,” tegas Direktur Bandara Kemenhub M Pramintohadi Sukarno.

(ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *