Tegang, Kisah Udeng Asal Sukabumi, Korban Selamat Tsunami Banten

Saat terbawa arus, lanjut Pria yang kini hanya bisa terbaring karena mengalami luka di sekujur tubuh ini, dirinya pasrah jika saat itu pun nyawanya diambil. Sebab, hantaman puing-puing dan benda keras lainnya cukup membuatnya tidak kuasa.

“Saya ikhlas saja saat itu, mau meninggal pun saya ikhlas. Saya diam saja melindungi kepala dan dada sambil mengucap Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahhim dan akhirnya tersangkut pohon di jarak dua kilo meter dari lokasi panggung,” sebutnya.

Bacaan Lainnya

Saat air mulai surut, lanjut Pria berbadan gempal ini, suara minta tolong mulai terdengar samar di telinganya. Namun, saat itupun dirinya tersasar bahwa sekujur badannya dipenuhi luka benturan benda-benda keras sehingga tidak bisa berbuat banyak.

“Saat itu memang listrik mati, jadi gelap. Tapi cahaya bulan cukup bisa menerangi penglihatan disekitar lokasi saya tersangkut pohon. Saya lihat mayat sudah bergelatakan, pria, wanita sampai anak dengan macam-macam luka,” ujarnya.

Setelah mulai tersadar, masih kata Udeng, dirinya berusaha turun sebisa mungkin. Bahkan, sempat ada seorang anak yang meminta tolong mengaku anaknya Aa Jimmy yang juga turut menjadi korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *