Siswa dan Guru SMAN 1 Cisolok Joged Tanpa Prokes, Covid-19 Tersenyum Melihatnya

TANPA PROKES: Tangkapan layar video yang beredar di WhatsApp para siswa dan guru SMAN 1 Cisolok tampak asyik berjoged ria tanpa protokol kesehatan dengan alasan memperingati HUT sekolah ke-22 tahun. FOTO: ISTIMEWA

SUKABUMI – Corona tersenyum melihatnya. Narasi ini tampaknya sangat tepat disematkan atas apa yang dilakukan oleh guru dan siswa SMAN 1 Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Di tengah pandemi Covid-19 dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, mereka justru berkerumun dan asyik berjoged ria dengan dalih sedang melaksanakan Hari Ulang Tahun atau milad. Bahkan tanpa menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak dan memakai masker. Peristiwa tersebut diabadikan lewat rekaman video yang kemudian menyebar di aplikasi perpesanan WhatsApp Group.

Radar Sukabumi pun menerima dua video dengan kegiatan yang sama. Terlihat sejumlah pelajar sekolah menengah atas dan guru, satu di antaranya berseragam Aparatur Sipil Negara (ASN) asyik berjoged, berkerumun, tanpa jaga jarak dan tanpa mengenakan masker.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Wakil Kepala SMAN 1 Cisolok Kabupaten Sukabumi Herman membenarkan video dan kegiatan tersebut.

“Begini supaya clear aja ya, kebetulan hari ini milad SMAN 1 Cisolok yang hadir dari komite, kita sudah beres sambutan dan sebagainya. Tiba-tiba ada surprise dari anak-anak kelas 12 kami lagi duduk-duduk saja dan bukan saya saja dilihat di video, ada bapak kepala (sekolah) saya dan kesiswaan,” ujar Herman kepada wartawan, Senin (1/11).

Herman mengaku terpaksa ikut berjoged kendati sebelumnya sempat menolak. Namun apa daya, para siswanya memaksa untuk hadir ke tengah lapangan untuk berjoged bersama.

“Dipaksa oleh anak kelas 12, itupun saya sudah meronta-ronta, ya namanya kondisi sedang seperti itu sebenarnya. Tapi betul hari ini ada kegiatan SMAN Cisolok ada milad SMA Cisolok ke-22,” paparnya.

Adapun pria yang mengenakan pakaian ASN, Herman menyebut itu adalah sang kepala sekolah yang juga diminta sama-sama oleh siswa untuk ikut berjoget bersama mereka.

“Anak-anak kelas 12 kasih surprise, dengan lagu ulang tahun terus ada medley, bukan abdi (saya) saleresna (sebenarnya) ternyata ada Pak Rudi yang baju biru ada juga bapak kepala sekolah pakai baju pemda,” ujar Herman.

Ia menegaskan, sebelumnya dia sudah mengimbau dalam kegiatan itu tidak boleh ada kerumunan. “Kita sudah wanti-wanti, sebelummya jangan ada kegiatan yang (menimbulkan) kerumunan-kerumunan yang banyak. Itu juga protokol sudah diterapkan, ya diluar kami (muncul) surprise itu. Kami juga dipaksa juga orang itu harus kedepan malahan dari komite kan ada juga,” beber Herman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *