Setengah Jumlah Dewan ‘Direhab’

POLITIK SUKABUMI – Pencoblosan dan perhitungan Pemilu Legislatif (Pileg) tingkat DPRD Kota Sukabumi hampir selesai. Nama-nama anggota DPRD periode berikutnya nampaknya sudah mulai bisa dipredisikan.

Berdasarkan data yang dihimpun Radar Sukabumi, diprediksikan hampir setengah dari 35 Anggota DPRD itu merupakan wajah baru.

Bacaan Lainnya

Menanggapi hal tersebut, Pengamat politik Kota Sukabumi Asep Deni mengatakan adanya wajah baru di DPRD Kota Sukabumi kedepannya menjadi darah segar untuk meningkatkan kinerja dewan.

Mereka (Anggota dewan baru) dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk DPRD lima tahun kedepan.

“Newcomer dapat mengambil peran penting dalam memberdayakan dan memperkuat pisisi DPRD sebagai mitra pemerintah daerah,” ujarnya.

Para pendatang baru yang diprediksikan itu, didominasi oleh generasi muda yang memiliki semangat baru untuk memberikan pemikiran Kota Sukabumi kedepannya.

“Caleg terpilih itu kebanyakan generasi muda. Kaum milenial ini yang menarik. Saat ini kecenderungan orang lebih memilih kaum milenial, termasuk para orang tua yang menginginkan proses regenerasi,” katanya.

Lanjutnya, keberadaan pendatang baru kaum milineal ini bisa menciptakan iklim dan budaya baru di lingkungan DPRD Kota Sukabumi. Artinya, bisa memberikan hal yang positif dan produktif untuk kepentingan masyarakat.

“Namun sebagai wakil rakyat dari kaum muda itu, merupakan tantangan. Karena tidak semua memiliki pengetahuan di bidang pemerintahan,” lanjutnya.

Untuk itu, dirinya berharap Kehadiran kelompok milenial ini, lanjut cendekiawan kelahiran Kampung Gandasoli Cireunghas itu, dapat menciptakan iklim dan budaya baru di lingkungan DPRD.

Walhasil, DPRD akan lebih berwarna, ceria, dan dinamis dalam arti yang positif dan produktif bagi kepentingan rakyat. “Harus menambah ilmu dan wawasan melalui pelatihan atau bimtek agar bisa menjadi mitra pemerintah daerah yang berkualitas,” jelasnya.

Kombinasi antara incumbent dan wajah baru hampir 50 persen ini kata Asep, bisa menjadikan kerjasama yang cukup baik. “Incumbent harus bisa mengakomodir semangat kaum milenial yang dinamis dan suka bergerak cepat. Sedangkan pendatang baru, bisa menyesuaikan dengan tugas dan fungsinya,” pungkasnya. (bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *