Sadar Literasi Itu yang Penting Senang Dulu

Kepala Perpustaakan Cisarua Yusemli Japar saat menerima piala juara 1 lomba Perpustakaan Desa Jawa Barat 2019 di gedung Dispusida Jabar, Kamis (4/7/2019). (foto: ist)

Yusmeli Japar semringah. Dia adalah Kepala Perpustakaan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Ada alasan mengapa pria ini terlihat bahagia dan bersemangat. Sebab, Percis, akronim Perpustakaan Cisarua menjadi juara pertama pada ajang Lomba Perpustakaan Desa Tingkat Provinsi Jawa Barat 2019.

Laporan: Fawzy Ahmad, Sukabumi

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah. Ini artinya kami menjadi wakil provinsi Jawa Barat di tingkat nasional,” kata Yusmeli mengawali wawancara, Jumat (5/7/2019).

Pria asal Palembang ini sebenarnya masih lelah. Pasalnya baru tiba dari Kota Bandung tadi malam. Di ibu kota provinsi Jawa Barat itu, Yusmeli diundang oleh Perpustakaan Provinsi Jawa Barat untuk menerima trofi serta piagam pada Kamis (4/7/2019) di gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Jabar. Dan keletihan itu ditukar oleh kegembiraan. Makin gembira lagi karena Perpustakaan Cisarua Kota Sukabumi menjadi wakil provinsi Jawa Barat di Lomba Perpustakaan Nasional 2019.

Lantas, bagaimana bisa Perpustakaan Cisarua menjadi yang terbaik se-Jabar? Yusmeli agak kesulitan menjawab pertanyaan ini. Jawabannya diwakili dengan presentasi Power Point. Sekadar informasi, presentasi ini adalah laporan Perpustakaan Cisarua kepada tim penilai dari Perpustakaan Nasional yang pada Senin (1/7/2019) kemarin melakukan peninjauan langsung ke sana.

“Intinya, apa yang telah kami lakukan ini diawali dengan rasa senang. Karena tugas kami adalah pelayanan kepada masyarakat,” ujar Yusmeli.

Pertama, Yusmeli menjelaskan bahwa Perpustakaan Cisarua ini lahir pada 2017 silam. Ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Lurah Cisarua Nomor: 041.1/01/Kel.Cisarua Januari 2017 tentang Pembentukan Perpustakaan Kelurahan Cisarua Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Mereka pun mengantongi Nomor Pokok Perpustakaan atau NPP: 3272023E1000003.

Yusmeli mengatakan, Percis tidak hanya hadir sebagai tempat yang menyediakan buku-buku bacaan. Tapi juga menawarkan beragam program kegiatan kemasyarakatan yang menyentuh sektor ekonomi, religi dan sosial. Dan benar, banyak sekali program kegiatan yang telah dilaksanakan Perpustakaan Cisarua.

Yang berkaitan dengan edukasi, sebut saja seperti kelas jurnalistik dan menulis, kelas Bahasa Inggris, kelas baca tulis Alquran, kelas calistung, berlatih puisi, kelas matematika, dan kelas bahasa Perancis. Tak hanya itu, mereka juga memiliki kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar kelurahan Cisarua. Yakni marketing online untuk UKM, membuat pola baju, membuat bros, beauty class, kerajinan bahan daur ulang, membuat aneka puding, pelatihan senam kesegaran jasmani, pelatihan ternak lele, sosialisasi bank sampah, dan lainnya.

“Semua jerih payah yang kami lakukan, kami harapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Tidak bisa dinilai. Karena semua bermula dari para relawan untuk mewujudkan sukabumi menjadi kota yang lebih baik, Kota Sukabumi yang religius, nyaman dan amanah. Renyah,” papar Yusmeli.

Bahkan, imbuh Yusmeli, peran Perpustakaan Cisarua juga berimbas pada UKM sekitar kelurahan. Dari pelatihan-pelatihan yang mereka berikan, ternyata lahir UKM baru. Semisal, UKM pembuatan bros yang lahir dari pelatihan bros. Kendati ada juga UKM yang telah jadi, lalu dibina oleh Perpustakaan Cisarua. Perpustakaan Cisarua tidak hanya sebagai fasilitator, tapi juga ikut membina serta mempromosikan produk-produk UKM tersebut. Jangan salah, UKM binaan mereka sudah menghasilkan omzet jutaan rupiah setiap bulan.

Masih berdasar pada data presentasi Power Point yang ditontonkan Yusmeli lewat layar monitor LED di ruangan Perpustakaan Cisarua. Saat koleksi Percis terdiri dari buku non fiksi sebanyak 2.800 eksemplar, buku fiksi 800 eksemplar, surat kabaran harian Radar Sukabumi berlangganan 1 eksemplar, buku braille 30 eksemplar, buku sejarah Sukabumi 47 judul, E-Book Fiksi ada 700 eksemplar, E-Book nin fiksi ada 300 eksemplar, buku Ensiklopedia sebanyak 50 eksemplar, kamus sebanyak 25 eksemplar, dan Alquran sebanyak 75 eksemplar. Tak lupa alat permainan anak tradisional sebanyak 5 jenis, seperti ular tangga orang, congklak dan sebagainya.

Secara prinsip, buku-buku koleksi Perpustakaan Cisarua tersebut diimplementasikan ke program kegiatan. Yang pada hakikatnya adalah, kata Yusmeli, turut serta dalam pembangunan Kota Sukabumi bersama. Hal ini sekaligus menyinggung ihwal imbalan yang mereka terima sebagai pustakawan di tingkat desa.

“Kemajuan suatu daerah itu bagian dari keinginan semua masyarakat. Kami ingin masyarakat di sini adalah masyarakat yang maju. Kalau sudah maju tentunya imbalan yang kita terima adalah menikmati kemajuan itu bersama-sama. Dan kami tidak ingin melewatkan kesempatan ini dalam pembangunan Kota Sukabumi,” kata dia.

Untuk statistik kunjungan, perpustakaan yang layanannya buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB ini beranggotakan 1.500 orang, data 2018. Tahun ini, buku yang telah dibaca sekira 15.000 eksemplar. Data ini masih terus bertambah. Karena pada 2018 kemarin buku yang dibaca sejumlah 43.000 eksemplar.

Pun demikian dengan buku yang dipinjam yang pada 2018 sebanyak 6.200 eksemplar. Sedangkan tahun ini masih sekira 2.000 eksemplar. Dan untuk jumlah pengguna multimedia di Perpustakaan Cisarua, tahun ini sebanyak 300 orang. Sedangkan tahun kemarin, sekira 800 orang.

“Untuk tingkat kunjungan per hari bisa mencapai 40 sampai 60 orang yang terdiri dari masyarakat sekitar ada, dari luar cisarua juga ada,” sebut Yusmeli.

Berdasarkan data tersebut, Yusmeli mengklaim terjadi tren positif yang siginifikan tiap tahunnya di Perpustakaan Cisarua. Hal ini dapat disimpulkan bahwa virus literasi yang ditularkan perpustakaan berhasil menumbuhkan minat baca masyarakat sekitar. Kampanye dan promosi yang mereka lakukan terbilang asyik dan mengena. Tidak ada unsur paksaan. Bahkan yang ada kerelaan.

“Ya, mereka ke sini rekreasinya ada. Membacanya ada. Jadi perpustakaan yang sekarang itu yang penting senang dulu ke sini, setelah itu kami tawarkan dulu buku-bukunya. Jadi masyarakat Cisarua ini sudah sadar literasi,” tuturnya.

Hasil yang signifikan itu tak lantas membuat Yusmeli puas begitu saja. Sebab tantangan besar menanti dia dan relawan-relawan lainnya. Yaitu meyakinkan para pustakawan ahli pada Perpustakaan Nasional bahwa Perpustakaan Cisarua adalah yang terbaik se-Indonesia dalam memberikan pengaruh inklusi pada sektor sosial dan ekonomi di lingkungan sekitar.

“Kami berharap semoga keikutsertaan lomba ini bisa melibatkan Perpustakaan Cisarua dalam kebijakan publik, seperti bisa mengisi ruang-ruang publik dengan literasinya,” harapnya.

(izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *