SUKABUMI — Puluhan kilo meter jalan di Kota dan Kabupaten Sukabumi rusak parah, hal tersebut beradarkan data dari Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat yang menyebutkan 19 persen dari 347,47 KM mengalami rusak.
Kepala Dinas BMPR Jabar Bambang Tirtoyuliono kepada mengatakan, dari 2.400 KM, sekitar 347,47 kilometer diantaranya merupakan jalan provinsi yang ada di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi.
Terdiri di wilayah Kota Sukabumi sebanyak 13 ruas dengan panjang 33,55 kilometer dan ruas jalan di wilayah Kabupaten Sukabumi sebanyak 19 ruas dengan panjang 313,92 kilometer.
“Yang mengalami kerusakan jika dinilai dari pemantapan jalannya sekitar 81 persen. Jadi lebih kurang dari 19 persen dari 347,47 kilometer jalan di provinsi rusak,” kata Bambang beberapa waktu lalu.
Masih kata Bambang, ada sebuah pemahaman bahwa jalan pemantafan itu, ada potensi untuk rusak.
Karena, hampir sebagian besar jalan provinsi di wilayah Kabupaten Sukabumi ini, usia teknisnya sudah lewat. Namun, demikian biaya yang dimiliki Dinas BMPR Jabar kurang untuk melakukan perbaikan.
“Iya, biaya kita kurang sehingga, apa yang kita lakukan hanya penanganan dalam perpanjangan umurnya saja,” paparnya.
Kerusakan Jalan Sukabumi Akibat Truk ODOL
Banyaknya kerusakan jalan milik pemerintah Provinsi Jawa Barat di Sukabumi. dirinya mengatakan, hal tersebut mayoritas akibat dari aktivitas kendaraan truk Over Dimension Over Load (ODOL).
Terlebih lagi, menurutnya secara teori kapasitas jalan provinsi di Sukabumi ini, tidak boleh dilintasi kendaraan berat lebih dari 8 ton Muatan Sumbu Terberat (MST).
“Jadi, jalan provinsi di Sukabumi ini sebenarnya hanya bisa dilintasi oleh kendaraan berat dengan muatan 8 ton MST atau bahasanya awamnya adalah 18 ton sampai 20 ton. Jadi, kalau lebih dari itu muatanya dapat dipastikan rusak jalannya,” bebernya.
Selain itu, faktor penyebab kerusakan jalan provinsi di Sukabumi, juga dipengaruhi bencana alam. Seperti longsor. Karena, menurutnya daerah Jawa Barat dengan kondisi letak geografis seperti ini, wilayah tengah Jawa Barat memasuki wilayah rawan bencana.