Proyek Gajah Putih, Kios PKL di Palabuhanratu Sukabumi Dibiarkan Hancur, Jadi Sarang Tikus

Kios Karanghawu
TIDAK BERPENGHUNI : Kondisi kios-kios yang ada kawasan objek wisata pantai Karanghawu, Desa Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi dibiarkan hancur

SUKABUMI — Seperti bakar uang, pembangunan dengan menggunakan uang rakyat malah tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Pembangunan tersebut seperti proyek Gajah putih yang gagal, akibat kurang strategis.

Ya kios-kios yang ada kawasan objek wisata pantai Karanghawu, Desa Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi dibiarkan hancur, hanya dijadikan sarang tikus.

Padahal pembangunan kios tersebut sejatinya digunakan oleh para pedagang, namun entah kenapa kios-kios itu dibiarkan hancur atau rusak berat tanpa berpenghuni. Padahal anggaran pembangunan tersebut tidak sedikit.

“Saya cukup prihatin dengan kondisi (kios-kios) ada yang sudah roboh, dan kalau lihat rusak berat kondisinya, itu memang pembangunan yang awalnya akan digunakan oleh para pedagang,” ungkap Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Badri Suhendi

Dengan melihat kondisi tersebut, tentunya harus menjadi perhatian bersama baik dari pemerintahan setempat, para pedagang maupun pemerintah daerah, khususnya intansi terkait yang telah melaksanakan pembangunan kios kios tersebut.

Ada kemungkinan rencana pembangunan tidak matang dan tidak melibatkan berbagai melibatkan berbagai elemen, para pedagang maupun komponen lainnya.

Menurut Badri, alasan para pedagang tidak menempati kios kios yang telah disediakan oleh pemerintah sebagai upaya penataan terhadap para PKL yang berada dilokasi objek wisata pantai Karang hawu, karena kurang strategis, hal itu jika sejak dari awal para pedagang dilibatkan dalam perencanaan akan lain ceritanya.

“Dari keterangan tempatnya tidak strategis, para pedagang tidak mau berpindah ke area itu, nah andaikan dari perencanaan pembangunan melibatkan semua elemen termasuk para pedagang dan membuat kesepakatan saya yakin akan ada yang pindah walaupun mungkin tidak sempurna,” jelanya.

“Tapi paling tidak mau pindah ke tempat tersebut karena telah ada kesepakatan, dan dari keterangan sampai 5 tahun ini tidak pernah digunakan, artinya inikan para pedagang semua tidak mau pundah ke tempat itu,” sambungnya.

Kedepannya, kata Badri harapan semua pihak dalam merencanakan pembangunan harus matang, memiliki tujuan jelas agar tidak menjadi proyek gajah putih, serta lokasinya jelas dengan mengajak semua elemen masyarakat sesuai dengan fungsinya agar bangunan yang akan dibangun tersebut benar benar bermanfaat.

“Area itu sejauh ini dipandang memang tidak strategis oleh para pedagang, tidak menguntungkan, menurut saya andainya sosialisasinya benar semua komponen diajak, tempat itu walaupun tidak strategis kalau disosialisasikan dengan baik saya rasa akan terisi juga dan pembeli akan datang saya rasa, dimanapun tempatnya,” terangnya.

Pos terkait