“Kita bikin koridor-koridor yang bisa memecah kemacetan, ada koridor utara, koridor tengah, koridor tengah itu dari Cianten (Kabupaten Bogor) sampai Kabandungan, nanti langsung dari Bogor itu bisa masuk ke Pelabuhanratu lewat jalan alternatif Kabandungan,”ujar Marwan beberapa waktu lalu.
Dirinya juga memperkirakan jika Tol Bocimi seksi II sudah dibuka maka dapat diperkirakan jarak antara Bogor atau Jakarta-Sukabumi menjadi singkat. Pihaknya juga tidak akan melakukan pembatasan wisatawan karena dinilai sebagai momen membangkitkan kembali ekonomi dan pariwisata di Kabupaten Sukabumi.
“Jangan ada pembatasan wisatawan kecuali covid lagi, itu justru kedatangan mereka (wisatawan) UMKM kita didorong untuk terus berupaya mengoptimalkan sehingga nanti potensi yang ada wisatawan datang mereka beli sehingga terjadi penguatan ekonomi keluarga,” tutupnya.
Wacana Jalan Pamuruyan-Kebonrandu
Untuk mengatisipasi kemacetan berlarut-larut, pemerintah Kabupaten Sukabumi sudah merencanakan pembangunan jalan Alternatif Pamuruyan-Kebonrandu dengan panjang 5 kilo Meter dengan luas penggunaan lahan 11 hektar.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radarsukabumi.com, kawasan jalan altirnatif pintu keluar Jalan tol tersebut melintasi beberapa desa diantaranya Desa Pamuruyan, Desa Tenjojaya, Desa Warna Jati, dan Desa Sekarwangi di Kecamatan Cibadak.
Rencana kegiatan tersebut berdampak positif untuk meningkatkan kualitas lalu lintas dan jalur kendaraan mobilitas masyarakat saat keluar dari pintu Tol Cibadak. Saat ini rencana pembangunan jalan alternatif tersebut masih dalam proses meminta saran dan tanggapan masyarakat terkait kajian dan telaahan dan studi amdal jalan tesebut.(hnd)