Menelisik Surat Kabar Pertama Sukabumi, Muncul Sejak 1905 dan Pusat Percetakan

Bukti Sejarah, sebuah surat kabar
Bukti Sejarah, sebuah surat kabar pada saat zamah dahulu. (Foto : Ilusrasi/SerbaSejarah)

SUKABUMI — Siapa sangka, keberadaan Sukabumi dari urusan pencetakan dan Surat Kabar sudah dikenal sejak 1899 lalu. Dilihat dari (De Preanger-bode, 25-11-1899) Perusahaan yang bernama Soekaboemische Snelpersdrukkerij menunjukan telah memberikan kontribusi yang sangat berarti di Soekaboemi dalam hal barang cetakan yang dibutuhkan pemerintah, swasta maupun masyarakat.

Berdasarkan catatan yang dikutif dari poestahadepok, Tidak diketahui siapa pemilik Soekaboemische snelpersdrukkerij. Belakangan, Pada tahun 1901 diketahui pemilik penerbit dan percetakan Soekaboemische snelpersdrukkerij diketahui seorang Tionghoa bernama Lauw Tjing Bie (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 24-01-1901).

Disebutkan bahwa Lauw Tjing Bie berniat menerbitkan majalah Melayu dengan nama Tiong Hoa Hwe Po di bawah naungan asosiasi Tiong Hoa Hwe Koan yang berbasis di Batavia. Baru pada tahun tahun 1905 surat kabar mingguan Siesta terbit di Soekaboemi (lihat De Preanger-bode, 19-01-1905).

Disebutkan majalah ini diterbitkan dan dicetak oleh Soekaboemische Snelpersdrukkerij yang mana majalah itu dipimpin editor Ernst Herf. Penerbitan majalah dimaksukan untuk memberikan bacaan untuk Hindia. Tampaknya majalah ini bagus.

Tidak diketahui apakah majalah mingguan Siesta ini berbahasa Melayu atau lainnya. Yang jelas editornya adalah seorang Eropa/Belanda. Dalam hal ini juga tidak diketahui apakah editor orang Eropa/Belanda tersebut pemilik penerbitan dan percetakan Soekaboemische Snelpersdrukkerij menggantikan Lauw Tjing Bie.

Nama Siesta bukanlah surat kabar berbahasa Melayu atau bahasa Soenda tetapi bahasa Belanda yang artinya tidur siang. Majalah mingguan Siesta ini bukanlah majalah berita tetapi lebih pada majalah untuk bacaan umum (lihat De Sumatra post, 02-03-1905). Majalah Siesta mengasuh rubrik sastra yang mencakup esai, cerita pendek dan puisi.

Majalah Siesta yang terbit di Soekaboemi yang oplahnya sampai ke Sumatra, Bandoeng dan Jogjakarta tampaknya ditujukan kepada orang Eropa/Belanda dalam bahasa Belanda (lihat De Sumatra post, 14-10-1905).

Kemudian majalah Siesta di Soekaboemi mendirikan surat kabar yang baru di Jogjakarta. Disebutkan surat kabar yang baru bernama De Waarheid (Siesta) akan menjadi surat kabar yang ketiga di Jogjakarta.

Namun tidak lama kemudian kehadiran Hert dan Siesta tidak lama karena terjadi delik pers antara majalah dengan salah satu pembaca. Kasus ini tersiar luas hingga ke Belanda. Media-media yang pernah muncul di Soekaboemi tampaknya tidak berumur panjang.

Yang tetap berumur panjang adalah penerbit dan percetakan Soekaboemische Snelpersdrukkerij. Perusahaan barang cetakan ini tidak hanya mencetak barang-barang cetakan juga memiliki outlet (toko) buku yang menjual buku-buku, majalah, surat kabar atau brosur-brosur.

Toko (usaha) Soekaboemische Snelpersdrukkerij juga menjadi agen berbagai produk terutama yang terkait dengan peralatan kantor seperti mesin ketik. Portofolio Soekaboemische Snelpersdrukkerij di Soekaboemi terus meningkat dan bahkan sejak tahun 1916 Soekaboemische Snelpersdrukkerij kerap menjadi sponsor dan nama piala (cup) berbagai kejuaraan terutama lomba pacuan kuda.

Satu hal yang terpenting bahwa Soekaboemische Snelpersdrukkerij telah menerbitkan buku kecil (buklet) tentang Kota Soekaboemi dan sekitar (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 02-12-1932).

Sukabumi Kota Tersembunyi

Buklet yang disusun oleh Vereeniging VVV Soekaboemi Bloei dengan judul Soekaboemi en Omstreken. Menandakan bahwa Sukabumi sudah eksist dari zaman dulu. Buku dengan kata pengantar setebal 67 halaman yang berisi semua fakta tempat di Soekabomi dan sekitarnya.

Pos terkait