Manajemen Go-Car tak Tepati Kesepakatan

SUKABUMI— Driver Angkutan Online Sukabumi menyayangkan sikap manajemen perusahaan yang membawahi tempat mereka bekerja. Pasalnya, pihak Managemen tidak sama sekali menjadikan Sukabumi sebagai prioritas. Sebab, masih banyak daerah yang harus diurus yang juga sedang kisruh antara Angkutan Online dan konvensional.

Pihak driver pun datang menemui pemerintah untuk meminta keamanan. Karena, sampai saat ini belum ada win-win solusi antara Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda), Kelompok Kerja Unit (KKU), dan pengendara online, khususnya Go-jek.

Bacaan Lainnya

“Karena itulah kita meminta audensi untuk mengutarakan. Bahwa di jalan kita tidak mau ada gesekan,” jelas salah satu perwakilan Driver Go-Car, Muhammad Ramdhan kepada Radar Sukabumi, kemarin .

Ramdhan mengapresiasi statemen pemerintah daerah yang tidak pernah alergi dengan kendaraan berbasis online. Namun, dirinya mengaku yang menjadi permasalahan persyaratan yang belum diselesaikan hingga saat ini.
“Tolong persyaratan apa diminta pemda dilakukan dan segera dilaksanakan,” ucapnya.

Dari pihak driver, menuntut manajemen Go-Car agar menyelesaikan administrasi dan perizinan yang diberi waktu selama setahun. Jika persyaratan tidak penuhi maka mendatangkan hal-hal yang tak diinginkan. Disinggung jika Terhadap hal ini ia juga mengaku tidak siap meninggalkan profesi tersebut.

“Kalau saya, karena memang-pure di Go-car, mencari nafkah di sana. Mungkin akan sulit buat saya, saya siap mencicil kendaraan, cicilian saya mau pake apa,” ujarnya.

Kembali secara pribadi meminta kepada PT Go-Jek agar menyelesaikan administrasi agar bisa menjamin keselamatan driver.” Karena kita satu misi,” tandasnya.

Jika memang pada realitanya, driver pengedara online berkewajiban masuk ke organda dan harus melaksanakan uji KIR dan persyaratan menurut Permenhub yang kini sedang di Judical Review.
” kita akan ikuti aturan, kita sama-sama satu aspal bareng di jalan, mau ojeg pangkalan, ojeg online dan Go-car. Kita sama-sama cari nafkah untuk keluarga,” harapnya.

Sementara itu Wakil Wali Kota Sukabumi, Ahmad Fahmi mengatakan kehadiran pihak pengelola kendaraan berbasis online ke balai kota untuk meminta kepastian terkait layangan surat yang diturunkan Pemerintah Kota Sukabumi yang diberi waktu selama satu tahun.

“Sudah saya bicarakan yang menjadi permasalahan adalah komunikasi managemen yang tidak bagus kepada pemangku kepada pemangku perhubungan di Kota Sukabumi. Karena itu saya meminta managemen untuk berkomunikasi dan melengkapi persyaratan tersebut,” jelasnya.

Jika persyaratan tidak dipenuhi selama satu tahun, Fahmi menyebutkan bahwa i’tikad tidak baik ada pada managemen transportasi berbasis on line tersebut. ” Kita terus mendorong, agar managemen bisa melengkapi kesepakatan yang sduah diputuskan. Kan mereka sudah sepakat, berarti (harus) menyanggupi,”tandasnya.

Menurut orang nomor dua di Kota Mochi ini sebenarnya ada miss communication yang terjadi antara pihak managemen dengan driver yang memicu kekisruhan beberapa bulan terakhir.

“Mereka faham, mereka (driver transportasi berbasis on line) juga siap mendorong manajemen perusahan untuk melengkapi kesempatan yang telah dibuat,” tutupnya yang juga menambahkan kekesalan muncul dari pihak-pihak terkait karena dinilai manajemen Go Car sulit untuk melakukan komunikasi sebagaimana yang seharusnya mereka lakukan sesuai kesepakatan.

Ia pun menambahkan jangan menjadi polemik yang berkepanjangan manajemen harus membuka komunikasi untuk menciptakan suasana kondusif dan memberikan layanan terbaik kepada warga. (cr11/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *