Lagi-lagi Sekolah Swasta di Kota Sukabumi Minim Peminat,  Siswa ‘Siluman Gentayangan’

Masalah PPDB Kota Sukabumi

SUKABUMI – Sejumlah sekolah swasta di Kota Sukabumi masih mengalami kekurangan siswa baru saat memasuki hari pertama ajaran baru 2022/2023. Hingga tak sedikit sekolah swasta pun memperpanjang pendaftaran penerimaan siswa baru.

Ketua Umum Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Sukabumi, Asep Deni mengatakan, hampir 70 persen sekolah swasta di Kota Sukabumi khususnya untuk SMP dan SMA masih kekurangan siswa. Menurutnya, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2022 tidak berbeda dengan tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya

“Dampak dari zonasi ini memang berpengaruh bagi sekolah swasta. Karena untuk di PPDB ini, ada empat jalur penerimaan dan kuota zonasi termasuk yang paling besar yakni 50 persen. Sementara untuk PPDB swasta, itu kan hampir 90 persen mengandalkan PPDB setelah sekolah negeri,” ucapnya.

Namun, zonasi bukanlah penyebab utama dari adanya kekurang siswa bagi sekolah swasta. Tetapi masih adanya praktik kotor atau kecurangan di PPDB yang membuat sekolah swasta kalah saing menarik minat siswa.

“Sebenarnya kalau merujuk peraturan zonasi ini bagus ya. Tetapi karena masih adanya praktik kotor dan kecurangan dari sekolah negeri sendiri, ya itu berdampak juga bagi sekolah swasta,” beber Asep Deni.

Praktik kotor yang disebutkan Asep Deni tersebut diantaranya seperti adanya intimidasi dari penguasa atau dewan mengenai adanya ‘siswa titipan’ sekolah yang diangap sekolah favorit.

Sehingga, ini berdampak pada kecurangan kuota rombongan belajar di sekolah. Selama masih ada praktik kotor tesebut, tidak hanya akan berdampak negatif bagi para sekolah swasta, tetapi juga bagi sekolah negeri yang diangap biasa.

“Misalkan untuk negeri kuota per kelas itu 36 siswa. Karena ada praktik kotor tersebut, otomatis kuota siswa akan terus ditambah sehingga sekolah yang lain bisa tidak kebagian.

Dampak lainnya bisa juga siswa yang seharusnya masuk karena kriteria zonasi atau tiga jalur lainya, tidak diterima karena masih adanya intervensi dari penguasa itu sendiri,” ungkapnya. Sebagai Ketua BMPS, ia pun mengaku sangat marah dan kecewa lantaran masih adanya kecurangan dan praktik kotor yang merusak tatanan PPDB hingga mengakibatkan sekolah swasta kekurangan siswa.

Selain adanya praktik kotor, penyebab sekolah swasta kekurang siswa lantaran masih adanya sekolah yang dianggap sekolah favorit oleh para orang tua. Sehingga, tak sedikit orang tua memaksakan anaknya untuk bersekolah di sekolah tersebut, karena berfikir masa depan akan terjamin. Padahal menurutnya, kesuksesan tidak dilihat dari lulusan favorit atau tidak. Banyak siswa sukses dan bisa diterima di perguruan tinggi dari lulusan sekolah bukan favorit atau bahkan sekolah swasta.

“Apakah demikian? Tentu saja tidak 100 persen benar. Kesuksesan tidak dipengaruhi begitu saja oleh lulusan sekolah favorit. Jadi ini yang menurut saya harus di rubah mindsetnya. Bahkan banyak ko sekolah swasta di Kota Sukabumi yang lebih bagus dari sekolah negeri,” imbuhnya.

Pihaknya pun sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah Kota Sukabumi dan juga Dinas Pendidikan terkait aturan PPDB ini. Ia pun berharap pemerintah bisa tegas dengan adanya praktik kotor di PPDB.

Tidak hanya itu, pihak BMPS mengaku sekolah swasta tentunya akan terus bebenah dalam meningkatkan mutu pendidikan. “Ini menjadi sebuah tantangan juga bagi kami sekoah swasta agar bisa terus meningkatkan kualitas pendidkan. Sehingga, bisa bersaing sehat dengan sekolah lainnya,” pungkas Asep Deni. (wdy)

Masalah PPDB Kota Sukabumi

Pos terkait