Hati-hati Komunitas Crosshijaber, Mereka Semua Cowok Berhijab

Komunitas Crosshijaber

RADARSUKABUMI.com – Ada-ada saja ulah manusia zaman sekarang. Baru-baru ini muncul unggahan di media sosial mengenai komunitas ‘Crosshijaber’ yaitu pria yang berpenampilan menggunakan hijab, bahkan bergaya ala hijab syar’i lengkap dengan cadar.

Uniknya jumlah komunitas crosshijaber di media sosial sudah mencapai ribuan. Seperti di salah satu komunitas #crosshijaber dengan jumlah posts 15, followers 1.023 dan following mencapai 169.

Istilah crosshijaber sendiri diambil dari crossdressing, di mana pria mengenakan gaun wanita dan tampil dengan makeup. Crosshijaber jadi sensasi setelah akun Twitter @lnfinityslut mengunggah thread tentang keberadaan komunitas tersebut.

Crosshijaber bahkan memiliki komunitasnya di facebook dan instagram, bahkan ada hashtag-nya sendiri. Dari tangkapan layar instan story, terpampang wajah pria yang mengenakan pakaian gamis, hijab panjang dan ada yang memakai cadar.

Diungkapkan bahwa laki-laki yang tampil dengan hijab syar’i ini bahkan berani masuk ke tempat yang semestinya hanya dimasuki wanita, seperti toilet. Mereka bahkan tidak ragu berada di masjid.

Sejumlah akun crosshijaber kini sudah dikunci dan tidak ada foto profilnya. Sejumlah netizen ramai membahas fenomena crosshijaber ini di twitter. Aksi crosshijaber dinilai meresahkan, khususnya para wanita.

“Sory, tp bikin aku jd takut ketemu wanita cadar. bukan ap, takut pas lg sholat kan buka jilbab tuh ya eh diliat dongg ya allah. musnahin org kaya gini, mohon,” tulis netizen di twitter.

“Si lakinya gak bermasalah, tapi perempuan yang ketakutan. Kalo mau crossdresing gitu cukup dirumah aja sih, ke wc sampe ke barisan perempuan itu kan sudah gila. Mas kan sudah jelas bukan mukhrim. Jangan nebar teror seperti itu,” komentar netizen lainnya.

Ternyata crosshijaber, dari penjelasan di salah satu akun twitter, adalah para pria yang terobsesi menjadi wanita. Namun bukan sekadar mengenakan pakaian dan berdandan selayaknya wanita, mereka memilih mengenakan hijab panjang serta gamis syar’i.

Bahkan mereka tampak percaya diri berdandan sebagai wanita berhijab hingga ‘membagikan’ tips agar tidak ketahuan. Di antaranya ada yang cukup percaya diri dan mengatakan menjadi crosshijaber termasuk hobi.

Laki-laki itu pun menjelaskan jika semakin ‘niat’ dan berusaha menjadi crosshijaber, maka tak akan mudah ketahuan. ‘Karena kalo kalian sendiri udah pede sama outfit, orang lain juga akan ngira kamu cewe,’ tulis crosshijaber tersebut.

Sebab gaya mereka, dandanan hingga pakaian, semua tampak selayaknya wanita berhijab. Termasuk foto-foto yang mereka unggah di Instagram. Mereka pun tampak santai mengunggah instagram story ketika berada di Masjid, di tengah-tengah barisan wanita.

Jika mencoba mencari unggahan dengan tagar crosshijaber di instagram, ternyata mudah menemukannya. Bahkan muncul ratusan post dengan tagar tersebut.

Kabar viral ini pun diunggah ulang oleh beberapa akun di instagram, banyak yang berpesan agar para wanita lebih hati-hati terutama di tempat privasi seperti toilet.

Sebelumnya, kabar serupa juga sempat menghebohkan media sosial, saat penyamaran seorang pria jadi wanita bercadar terbongkar dan viral di media sosial. Kejadian itu dikabarkan berlangsung di area Masjid Agung Baiturrahmah, Sukoharjo Jawa Tengah, Minggu (22/9) lalu.

Dalam beberapa saat, informasi tersebut viral di sejumlah grup facebook, disertai foto dan video. Menurut informasi ada dua dugaan mengenai sosok pria tersebut.

Pertama, informasi pria itu mengenakan hijab dan cadar hanya sekadar modus untuk berswafoto dan memeluk jamaah perempuan di Masjid. Versi kedua, pria itu terpergok warga saat berupaya mencuri sepeda motor di kawasan Masjid.

Berdasar data KTP dan SIM yang diunggah dalam facebook, pria berkumis lebat berumur 42 tahun itu adalah warga Desa Pandanan, Kecamatan Wonosari, Klaten, Jawa Tengah.

Jajaran Polres Sukoharjo belum menyampaikan keterangan resmi terkait modus pria itu. Namun, netizen pemilik akun Ex Ryanto mengaku orang yang kali pertama menangkap orang itu.

Dia menyatakan termasuk salah satu petugas keamanan Masjid setempat. Riyanto berujar sudah mencurigai ada tingkah aneh sosok bercadar itu.

“Dari Ashar tidak pulang-pulang. Dia hanya duduk di sekitar etalase mukena jamaah putri. Terungkapnya tadi pas sebelum adzan Isya, gara-gara saya dapat laporan dari salah satu ibu-ibu di Masjid,” kata Riyanto.

Laporan yang diterimanya berupa ada orang bercadar hitam memeluk jamaah putri sembari minta berswafoto atau selfie bareng. Ryanto pun mendatangi orang yang dimaksud.

“Kebetulan saya yang kali pertama menegur dia. Saya tanya, ‘Mau ke mana Mbak? Dia malah lari. Saya kejar sama jamaah pria lain, tertangkap. Ternyata saat dibuka itu kok pria berkumis,” katanya.

Dia mengatakan jamaah setempat sempat memukuli pria bercadar itu beberapa kali, tanpa ampun. Mereka saat itu meluapkan emosinya. Ryanto pun berinisiatif segera melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sukoharjo untuk mengamankan pria berkumis itu.

“Penjelasan saya ini sekaligus meluruskan informasi soal pencurian. Itu tidak benar. Saya juga menambahkan kalau pihak keluarga pria itu sudah datang sembari membawa surat sakit jiwa. Jadi ini orang memang gangguan kejiwaan,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Zainut Tauhid menegaskan bahwa fenomena crosshijaber atau lelaki yang memakai hijab hingga cadar merupakan haram hukumnnya.

Diketahui, fenomena crosshijaber ini belakangan mulai ramai dan viral di media sosial.

“Jadi, ajaran Islam melarang keras pria menyerupai wanita dan wanita menyerupai pria karena secara takdir dan syariat pria dan wanita adalah berbeda,” ujar Zainut, Senin (14/10).

Menurut Zainut, fenomena crosshijaber perlu diwaspadai dan dipertanyakan apa motif gerakan tersebut.

“Apakah sekedar mode saja ataukah ada motif lain, misalnya kriminal, teror atau ingin merusak citra hijab itu sendiri,” kata Zainut seraya menegaskan tindakan tersebut haram.

Zainut menerangkan, larangan lelaki menyerupai perempuan ini sudah ada sejak pada zaman Rasulullah.

“Sebagaimana haditsnya, Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai laki-laki (HR. Imam Bukhori),” tandas Zainut.

DPR juga meminta Kementerian Agama (Kemenag) menelusuri komunitas crosshijaber yang sedang heboh di media sosial. Hijaber sebenarnya hanya digunakan perempuan, bukan seorang pria.

“Kementerian Agama harus menelusuri dan meneliti dahulu fenomena crosshijaber ini dilakukan oleh komunitas apa? Apa yang menjadi dasar mereka menggunakan hijab yang memang sudah menjadi identitas muslimah, bukan dilakukan oleh laki-laki,” kata anggota DPR Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Minggu (13/10).

Setelah ditelusuri, Ace Hasan yang pernah menjabat Wakil Ketua Komisi VIII (bidang agama) DPR meminta Kemenag bersama Ormas Keagamaan melakukan pembinaan terhadap komunitas crosshijaber.

“Setelah meneliti dan menyelidiki fenomena ini, Kementerian Agama bersama dengan Ormas keagamaan harus melakukan pembinaan terhadap mereka,” kata Ace.

Ketua PBNU, KH Abdul Manan Gani menilai tampilan itu sudah menyimpang dari ajaran ilmu fikih. “Ya menyimpang ajaran fikih, maksudnya apa datang ke masjid ditutupi pakai hijab. Ini diluar ajaran islam,” kata Abdul Manan kepada wartawan, Senin (14/10)

Dalam ajaran Islam, Manan menyebut seorang pria tidak boleh memakai hijab. Dia juga mempertanyakan maksud dan tujuan komunitas crosshijaber.

“Ya baru dengar ini, apalagi marak apa maksudnya? Mau teror atau mau apa? Laki-laki pakai hijab ini saya baru denger. Laki menutup hijab warna hitam ya, kemudian apa maksudnya? Namanya apa? Apa tujuannya itu? Harus tahu identitasnya kan,” jelas dia.

“Sudah menyalahi budaya, kalau salat ditutupi mau apa? laki-laki jidat harus dibuka,” sambung dia.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti meminta polisi segera menyelidiki kelompok crosshijaber atau akun media sosialnya. Polisi juga bisa menyelidiki motif dibalik crosshijaber.

“Polisi segera melakukan penyelidikan terhadap sinyalemen crosshijabers. Polisi dapat menyelidiki akun media sosial yang mereka gunakan. Selain itu polisi dapat menyelidiki siapa para pelaku dan motif dibalik aksi yang mereka lakukan,” kata Abdul Mu’ti kepada wartawan, Minggu (13/10).

“Jika ada upaya mereka sengaja melakukan perbuatan yang meresahkan masyarakat, maka dapat dilakukan proses hukum lebih lanjut,” sambung dia.

(jpnn/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *