Ekonomi Sulit, Suami Gelap Mata Siksa Istri Hingga Babak Belur di Sukaraja

Anggota Polres Sukabumi Kota saat menjenguk korban penganiayaan berinisial DN (45) oleh suaminya di Rumah Sakit R Syamsudin SH Kota Sukabumi.

SUKARAJA — Diduga akibat keadaan ekonomi sulit, seorang suami berinisial R (50) gelap mata hingga nekad menganiaya istrinya berinisial DN (45) dengan tangan kosong di rumahnya, tepatnya di Kampung Cibeureum Tengah, RT (1/7) Desa/Kecamatan Sukaraja.

Camat Sukaraja, Budianto mengatakan, peristiwa kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa DN ini, belum dapat diketahui secara pasti soal penyebabnya R telah nekad menganiaya istrinya sendiri. Namun, berdasarkan pengakuan pihak keluarganya, ini terjadi akibat percekcokan.

Bacaan Lainnya

“KDRT itu, terjadi pada Minggu (26/7) sekitar pukul 21.00 WIB. Saya juga tidak tahu secara pasti penyebabnya. Tetapi, dugaan sementara hal ini terjadi karena ada persoalan hambatan ekonomi, sehingga terjadi percekcokan yang berujung pada penganiayaan terhadap istrinya sendiri,” kata Budianto kepada Radar Sukabumi, Senin (27/7).

Saat terjadi percekcokan, sambung Budianto, R langsung melakukan aksi kekerasan terhadap istrinya sendiri dengan mengguanakan tangan kosong hingga babak belur. “Iya, kasian DN itu, kepalanya mengalami luka lebam akibat pukulan tangan suaminya,” ujarnya.

Pihaknya mengaku, telah mengetahui kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga tersebut, berdasarkan laporan dari Kepala Desa Sukaraja dan lembaga Motivator Ketahanan Keluarga (Motekar) Desa Sukaraja.

Setelah itu, ia bersama petugas lainnya langsung meninjau ke lokasi kejadian. “Pagi tadi saya langsung ke rumahnya. Setelah itu, sekiara pukul 09.00 WIB korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi, untuk mendapatkan tindakan tim medis,” bebernya.

Kuat dugaan pelaku yang nekad melakukan aksi kekerasan kepada istrinya itu, karena faktor keterbatasan ekonomi. Lantaran, saat dirinya berada di lokasi kejadian, pihak keluarganya banyak yang mengaku bahwa pelaku sering terlihat murung.

“Dalam kesehariannya, pelaku itu bekerja sebagai buruh serabutan dan pekerjaannya pun tidak menentu. Mungkin, mereka mempersoalkan ekonomi. Terlebih lagi kan sekarang menjelang Idul Adha, biasanya kebutuhan hidup warga itu meningkat,” timpalnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *