SUKABUMI — Tahukan anda, sebelum ramai diperbicangkan Tol Bogor – Ciawi – Sukabumi atau (Bocimi) beberapa tahun kebelakang, bahwa tol tertua yang ada di Indonesia letaknya tidak jauh dari Sukabumi, bahkan dengan adanya Tol Bocimi aksesnya langsung tersambung.
Ya tol itu disebut dengan sebutan Tol Jagorawi atau dari singkatan Jakarta, Bogor dan Ciawi. Dibangun sejak tahun 1974 dengan dana pimjaman dari Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) sebesar 28,6 juta dollar AS atau setara Rp 5,5 miliar (kurs tahun 1974 dengan catatn 1 dollar AS=Rp 195).
Berdasarkan catatan yang dikutif Harian Kompas edisi 10 Maret 1978, pembangunan tol tersebut tidak berjalan dengan mulus dan karena banyak kritik, pasalnya pembangunan jalan tol dianggap kuno, karena ada pungutan kepada masyarakat seperti diterapkan pada zaman belanda.
Namun, setelah 4 tahun berselang. Rencana pembangunan tol tersebut mendapatkan angin segar setelah adanya wacana pembangunan Pabrik Semen berkapasitas 1,2 juta ton per tahun di Cibinong, Bogor.
Pembangunan pabrik itu didanai penanam modal dari Amerika Serikat yaitu Kaiser Cement. Karena lokasi pabrik jauh dari jalan arteri, Kaisar Cement meminta Pemerintah Indonesia menyediakan akses memadai untuk menyalurkan produksi. Sehingga, Perwakilan Kaiser Cemen Nick P Petroff bersedia membantu Pemerintah Indonesia untuk membujuk Pemerintah AS demi mendapatkan dana pinjaman.
Pemerintah Indonesia menggelontorkan 10,3 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 2,00 miliar (30 persen) dan 22,8 juta dollar atau senilai Rp 4,4 miliar (70 persen) dari AS untuk konstruksi Tol Jagorawi.
Anggaran pemerintah dan pinjaman luar negeri itu diserahkan kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai penyertaan modal. Tol Jagorawi Hingga akhirnya, pembangunan Tol Jagorawi pun dimulai Tahun 1974. Pemerintah menunjuk kontraktor asing Hyundai Construction Co dari Korea Selatan dengan konsultan supervisi Ammann-Whitney & Trans Asia Engineering Associates Inc dari AS. Penggunaan kontraktor asing itu sempat menuai kontroversi dari banyak kalangan.
Sejumlah pihak mengkritik karena Pemerintah dianggap mengenyampingkan peran anak bangsa. Meski begitu, Soeharto menegaskan, banyak orang Indonesia juga terlibat dalam pembangunan tol tersebut.
Pada 9 Maret 1978, ruas Jakarta (Cawang)-Cibinong sepanjang 27 kilometer diresmikan Soeharto sebagai jalan tol pertama di Indonesia. Setahun kemudian, ruas Cibinong-Bogor dan Bogor-Ciawi pun diresmikan.