Ade Dasep : Semua Berawal Dari Hati

MENYANTUNI : Pendiri dan penanggungjawab Baldatun Center Ade Dasep Zaenal Abidin saat menyantuni salah satu anak yatim piatu di Masjid Jamie Baiturrohiim Kampung Babakan Desa Tendjojaya Kecamatan Cibadak (19/03).

SUKABUMI — Kalau ditanya bahagia itu berawal dari mana, jawabannya dari hati. Dan hati hanya bisa berkomunikasi dengan hati, artinya ketika melihat orang lain dalam hal ini anak yatim piatu bahagia akan ada timbal balik kebagian yang dirasakan. Hal tersebut dikatakan oleh Pendiri dan penanggungjawab Baldatun Center Ade Dasep Zaenal Abidin saat mengadakan kegiatan rutin Jumat Keliling (jumling) ke 22 di Masjid Jamie Baiturrohiim Kampung Babakan Desa Tendjojaya Kecamatan Cibadak (19/03).

“Sadar tidak sadar saat bersentuhan dengan anak yatim binaan yang belum Aqil baligh ada getaran bahagia yang terasa. Maka, saya katakan semua moment jumling yang saya lakukan itu berkesan saat memang bisa mencium kening mereka dan menyantuni, “jelasnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya hal itu sangat lumrah ketika memang hati sudah lunak saat kebaikan itu dilaksanakan, hal itu sesuai dengan hadist shohih dari Thobroni yang menyebutkan kasihi anak yatim, usap kening mereka dan berilah makan dari rizkimu niscaya hati akan lunak dan kebutuhan pasti terpenuhi, dan faktanya memang yang dirinya rasakan seperti itu.

“Kekerasan hati berasal dari akhlak yang buruk, seperti dengki, dusta, kikir dan sebagainya. Nah, jika sudah merasa dan dinilai orang lain seperti itu, segeralah kembali kepada Alquran ingat tujuan kita hidup didunia ini, jangan tanyakan kepada orang lain coba tanya diri sendiri, “terangnya.

Hal itu, membuat orang yang juga sebagai Kordinator Presidium MD KAHMI Sukabumi Periode 2020-2025 secara terus menerus menjalankan program ini, selain menunaikan janji politik tentunya program ini juga bernilai baik untuk merubah pola fikir masyarakat setidaknya mengingatkan mereka bahwa akan ada hidup setelah hidup ini. Tentunya, sebagai wilayah Kabupaten Sukabumi yang mayoritas penduduknya muslim, sudah saatnya masyarakatnya mendalami dan menjalankan kitab suci Alquran agar sejahtera dan maju. Budaya baca, faham, amal yang digagas Balatun center ini tentunya bukan hanya sekedar program rutinan semata, tetapi tentunya dijadikan program acuan dalam pembentukan karakter masyarakat agar bisa membaca, memahami dan mengamalkan isi Alquran.

“Sekarang musim penyakit corona, coba lihat surat Yunus ayat 57. Dalam surat itu isinya jika penyakit mulai dari penyakit hati dan penyakit lahir datang maka segera meminta petujuk kepada allah, karena tiada lain dari pada obat lahir bathin juga memerlukan. Karena sebagian datang penyakit itu berawal dari hati yang kotor, “terangnya.

Lebih lanjut orang yang juga sebagai anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi Gerindra mengatakan, untuk menunjang hal tersebut dirinya juga mendorong pemerintah agar menyisihkan anggaran untuk pengadaan Alquran bagi masjid-masjid. Kenapa, berdasarkan hasil turun langsung ke lapangan masih banyak masjid-masjid yang hanya memiliki Alquran satu dua. Namun, ketika pemerintah ikut terjun dalam kebaikan ini bisa menambah semangat masyarakat untuk membaca dan memahami hingga mengamalkan.

“Tugas kita simple sebetulnya, mendorong masyarakat untuk kembali memahami Alquran yang sebagai peringatan, setidaknya orang yang sudah mulai suka membaca Alquran hatinya akan bersih dan lunak hingga jauh kepada kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada merugikan orang lain. Meski, pada kenyataannya pun ada beberapa masyarakat menolak itu tidak jadi soal, yang penting kita sebagai wakil rakyat dan pemimpin sudah mengingatkan dan memberikan sarana mereka untuk kearah sana, “jelasnya.

Ujian itu pasti ada, karena bagi orang yang beriman ujian itu adalah untuk menaikan level kualitas kehidupan. Orang yang bisa melewati ujian, niscaya ada kebahagiaan. Terakhir, dirinya juga mendorong pemerintah untuk menjamin kehidupan anak yatim, agar masyarakat Kabupaten Sukabumi bisa merasakan kebarokahan dan kemakmuran serta kesejahtraan akibat dari memelihara para anak yatim.

“Korelasi kemakmuran itu bisa dicapai ketika apa yang disebut pemimpinnya berpihak kepada agama, terlepas masyarakat mau atau tidak setidaknya sudah menggugurkan kewajiban memperingatkan masyarakat untuk berbuat baik. Jika ingin meraih hati tentunya harus dengan konsep yang lahir dari hati yang paling dalam, karena saya menjadi anggota DPRD ini berawal dari gagasan program dan bukan dari pragmatisme politik, “tukasnya. (hnd/adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *