JAKARTA — Dunia sepak bola bukan hal aneh bagi Kombes Sumardji, manajer Timnas Indonesia yang jadi korban pemukulan official Thailand di final SEA Games, Selasa 16 Mei 2023.
Sosok Sumardji menjadi sorotan media dan publik usai kericuhan yang dibuat oleh official Thailand, usai dikalahkan Indonesia dengan skor 5-2. Kronologi keributan yang terjadi berawal dari pemain Indonesia berhasil mencetak gol ketiga di babak pertama pertambahan waktu.
Usai gol tersebut, terjadi keributan antara official Thailand dengan tim Indonesia. Dalam kericuhan itu Sumardji tersorot kamera, tampak dirinya lunglai tak bisa berjalan lantaran dihajar sejumlah official Thailand.
Ia sempat protes ke official pertandingan dan wasit, jika dirinya mendapat pukulan. Sepintas mulutnya berdarah akibat dipukuli. Ternyata sosok Sumardji sudah tak asing di dunia sepak bola.
Kombes Sumardji ditunjuk sebagai manajer timnas Indonesia U22 oleh Erick Thohir. Ia juga merupakan salah satu anggota Exco PSSI di bawah jajaran Erick Thohir periode 2023-2027.
Pria kelahiran Nganjuk, 12 Februari 1972, pernah menjabat sebagai manajer klub Liga 1 Bhayangkara FC pada musim 2017. Di musim tersebut, Sumardji sukses membawa Bhayangkara FC juara Liga 1.Lalu dua tahun selanjutnya Sumardji juga terlibat dengan pelatih Indra Sjafri, membawa timnas Indonesia U22 menjuarai Piala AFF 2019.
Dilalah Indonesia sukses mengalahkan Thailand dalam partai final Piala AFF 2019 dengan skor 2-1. Dengan begitu, dua kali Sumardji berhasil mempermalukan tim Gajah Putih tersebut dalam dua kejuaraan yang berbeda.
Perjalanan Dinas Sumardji di Kepolisian
Di dunia kepolisian, perjalanan karier Sumardji cukup mentereng. Tercata, Kombes Sumardji pernah menjabat Dirlantas Polda Bengkulu (2021), Kapolres Sidoarjo(2020), Wadirpolairud Polda Metro Jaya, dan Kasubdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya.
Kini Kombes Sumardji menduduki posisi jabatan polisi Auditor Kepolisian Madya Tingkat III Itwasum Polri. Terlepas menjadi korban pemukulan official Thailand, Sumardji justru membuat timnas Thailand malu di dua final berbeda.(*)
