JAKARTA — Unsur dugaan pelanggaran oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait bocornya 204,8 juta data pemilih dikaji Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty, menjelaskan, hingga kini pihaknya belum menerima laporan dari masyarakat soal bocornya data pemilih yang diduga dilakukan hacker bernama Jimbo.
“Belum ada laporan. Patroli siber kami juga belum ada,” tukas Lolly, saat ditemui usai menghadiri acara di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/12).
Meski beberapa pakar informasi teknologi (IT) membenarkan ada kebocoran data pemilih yang dipegang KPU, Lolly memastikan Bawaslu masih mendalami persoalan itu.