Buat yang Nyalon ke Gerindra, Simak Kata Pengamat Politik Sukabumi Ini

M Tahsin Roy

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Label sebagai partai pemenang Pemilu 2019 yang bertengger pada Partai Gerindra Kabupaten Sukabumi membuat banyak figur kepincut untuk dicalonkan dalam Pilkada Kabupaten Sukabumi 2019.

Dalam rangkuman Radarsukabumi.com, setidaknya sudah ada lima orang yang mendaftarkan diri dalam penjaringan Partai Gerindra. Mereka adalah Yoyok Hendrayana sebagai Wakil Ketua Gerindra Kabupaten Sukabumi, Ade Dasep ZA sebagai Wakil Ketua Gerindra Kabupaten Sukabumi, Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono, Kepala Disdukcapil Kabupaten Sukabumi Sofyan Effendhy dan Novian Abdurrahman.

Bacaan Lainnya

Ketua Lingkar Kajian Demokrasi Sukabumi M Tahsin Roy mengatakan, poin plus sebagai partai pemenang pemilu dengan menggandol 9 kursi di DPRD Kabupaten Sukabumi memang baik buat Gerindra. Tapi hal tersebut tidak lantas menjadi jaminan dalam ajang Pilbup Sukabumi 2020.

“Gerindra patut bangga karena meraih kursi terbanyak di parlemen. Akan tetapi kita tahu semua hari ini bahwa keberhasilan Gerindra pada perhelatan pemilu lalu tidak bisa dilepaskan dari sosok figur seorang Prabowo Subianto,” kata Roy kepada Radarsukabumi.com, Rabu (30/10/2019).

Dalam kasus ini, Roy menyinggung efek ekor jas yang menghantarkan Gerindra tampil sebagai jawara. Namun Roy mempertanyakan apakah kondisi ini akan menular pada Pilkada Kabupaten Sukabumi.

“Apakah akan ada keberuntungan yang sama pada perhelatan Pilkada nanti? Lagi-lagi saya jelaskan tidak ada jaminan untuk itu,” ujar pengamat politik asal Sukabumi ini.

Dia pun membeberkan dua faktor yang perlu dicermati oleh para kandidat yang akan menggunakan perahu partai besutan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

“Pertama konstelasi skala nasional Gerindra masuk dalam jajaran Kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Ini menyisakan banyak kekecewaan di kalangan grassroot,” ujar Roy.

“Yang kedua, dampak dari dinamika itu banyak masyarakat akan apatis terhadap politik tidak terkecuali juga untuk parpol yang notabene sebagai instrumen penting demokrasi,” sambungnya.

Kendati demikian, Roy menegaskan bahwa dalam politik apapun bisa terjadi. Sehingga hitung-hitungan di atas kertas acap kali tak melulu selaras dengan realita di lapangan.

(izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *