Petahana atau Penantang Petahana, Siapa yang Berpeluang Kuasai Sukabumi?

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Direktur Eksekutif Lingkar Kajian Demokrasi Sukabumi, M Tahsin Roy mengungkapkan bahwa ketiga bakal pasangan calon bupati Sukabumi memiliki peluang yang setara untuk memenangkan kontestasi lima tahunan ini.

Kendati sejatinya persaingat sengit akan disajikan oleh kubu Marwan Hamami-Iyos Somantri versus Adjo Sardjono-Iman Adinugraha. Sebab yang menjadi kunci utama pada Pilkada Kabupaten Sukabumi 2020 pada faktor figur sang calon.

Bacaan Lainnya

“Kepercayaan terhadap partai politik mengalami penurunan pasca pilpres 2019 lalu. Artinya, figur masih menjadi faktor utama. Saya katakan juga bahwa Jokowi-effect dan Prabowo-effect tidak ada,” kata Tahsin Roy kepada Radarsukabumi.com, Rabu (9/9/2020).

Dijabarkannya bahwa kapal besar yang mengusung Marwan-Iyos yakni Golkar, PKS dan Demokrat tidak bisa menjadi jaminan seutuhnya untuk memenangkan sang petahana. Hal ini disebabkan diskursus tentang dinamika Pilkada Kabupate Sukabumi, maka faktor ketokohan juga tidak bisa dilepaskan dari penilaian masyarakat.

“Sekarang, mari kita takar ketokohan Marwan sebagai petahana. Menurut saya dia bukan tidak tersaingi sama sekali. Justru sebaliknya karena awalnya berangkat dari dua kubu yang pernah bersatu lalu sekarang bersiteru, artinya secara elektoral Adjo Sarjono tetap merupakan penantang yang paling berpeluang menyaingi Marwan,” paparnya.

Kemudian yang kedua, lanjut Roy, yakni Adjo-Iman yang diusung oleh gerbong raksasa Gerindra dan PAN hari ini punya kualifikasi yang sama. Misalnya, Iman dengan segudang pengalamannya, sementara Adjo Sarjono yang memiliki cerita sukses sebagai birokrat sejati.

“Sekarang kita buat asumsi di kepala, jika data sejumlah survey mengalami penurunan pada tingkat kepuasan publik atas kinerja bupati, maka petahana berpeluang untuk bisa dikalahkan,” sebut Roy.

“Di tingkat elit misalnya, petahana jelas tidak begitu dielukan, sementara di level menengah dan kalangan terpelajar mereka sangat memahami bagaimana indikator keberhasilan pemerintah di bawah kepemimpinan petahana selama ini,” sambungnya.

Lantas, bagaimana dengan peluang Abu Bakar-Sirojudin? Roy juga mengatakan bahwa pasangan yang diusung oleh partai pemenang pemilu yakni PDIP, PKB dan PPP ini pun memiliki peluang untuk menang.

“Secara kemungkinan politik tidak ada yang tidak mungkin, tapi secara kalkulasi real nya hari ini sangat kecil. Artinya, kita butuh survey terbaru tentang mereka. Dibutuhkan usaha yang ekstra untuk menaikan elektoral poros Bakang-Siroj kendati basisi Nahdliyin nya kuat, tapi mengalami dualisme karena Adjo pun dari kalangan sesepuh cendekiawan muslim Sukabumi,” jelang Roy.

Roy pun berpendapat bahwa persaingan yang ketat dan sengit itu justru terjadi di level grasroot. Hal inipun akan ditentukan oleh mobilisasi isu yang dikarenakan kalangan bawah biasanya selaku ikut yang tengah.

“Jadi, jika tarikan ektoral petahana membuat jarak interval angka elektoralnya dengan penantangnya, maka di atas kertas saya nyatakan Adjo-Iman berpeluang untuk bisa memenangkan kontestasi Pilkada Sukabumi. Dengan catatan, politisi senayan seperti Hergun (Heri Gunawa, red) dan Desi Ratnasari all out turun gunung,” tukasnya. (izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *