Nasdem Minta Prabowo Berhenti Ngawur

JAKARTA— Pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia terus mengalami kemajuan. Di zaman Orde Baru, Indonesia memang sempat terpuruk. Tapi di era reformasi, Indonesia melejit dalam pemberantasan korupsi.

Dengan kata lain, korupsi yang marak diberantas di era saat ini merupakan cermin bahwa sistem telah berjalan dengan baik. Hal ini berbeda di zaman Orba. Saat itu, tidak ada lembaga pemberantas korupsi. Termasuk juga tidak ada keberanian masyarakat mengkritik korupsi.

Bacaan Lainnya

Begitu kata Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menanggapi pernyataan calon presiden, Prabowo Subianto yang menyebut korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat. “Prabowo harus bisa membedakan sistem yang berjalan di negara otoriter seperti zaman orde baru dan era demokrasi sekarang.

Di Jaman orde baru jika ada orang yang berani kritik karena korupsi maka bisa-bisa orang tersebut akan dibungkam. Berbeda dengan sekarang yang semua harus transparan,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (1/12).

Willy Aditya menguraikan, di era Orba semua serba tertutup dan absolut di tangan penguasa. Aparat keamanan, kata dia, bekerja atas perintah penguasa. Setelah reformasi, semua itu mulai ditata ulang. KPK muncul sebagai garda terdepan memberantas korupsi.ormasi hal itu ditata ulang bahkan kita melahirkan KPK sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi bersama Kejaksaan dan Polri.

“Kalau Prabowo mau jujur, pemberantasan korupsi saat ini tentunya disebabkan keterbukaan dan pemisahan kekuasaan antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Apa penegak hukum jaman orde baru berani seperti sekarang?” tanyanya.

Atas alasan itu, dia meminta Prabowo untuk berhenti membuat sebaran hoax. Apalagi sebaran itu dilakukan di negara tetangga. “Prabowo sebaiknya berhentilah menggunakan cara kampanye ngawur, dan berikanlah gagasan untuk pembanding,” tutupnya.

 

(ian)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *