Kreativitas Tanpa Batas Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Nusa Putra (1)

Teknik Mesin Universitas Nusa Putra (UNP
Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Nusa Putra (UNP), Idrus Lesmana Adi Saputra menciptakan teknologi tepat guna yang dapat membantu masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di derah kekeringan.

Keren, Idrus Ciptakan Alat untuk Memanfaatkan Udara Jadi Air Konsumsi

Di tengah maraknya alih fungsi lahan area resapan air menjadi pemukiman sehingga berdampak pada krisis air bersih, salah satu Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Nusa Putra (UNP) menciptakan teknologi tepat guna yang dapat membantu masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di derah kekeringan. Teknologi tersebut berupa alat sistem pemanfaatan udara menjadi aie menggunakan Termoelectric Cooler.

WIDI FITRIA – Sukabumi

Bacaan Lainnya

Adalah Idrus Lesmana Adi Saputra, Mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2017 di Universitas Nusa Putra (UNP) ini yang menciptakan sebuah alat pemanfaatan udara menjadi air konsumsi menggunakan Termoelectric Cooler.

Inovasi teknologi tepat guna yang diujicobakan di kampus ini dibuat karena menurutnya kisis air bersih kini menjadi salah satu masalah serius yang melanda dunia. Masalah ini jadi sangat krusial karena air adalah kebutuhan pokok yang menunjang kehidupan manusia. Salah satunya dampak dari alih fungsi lahan.

Idrus sendiri memberikan nama alatnya itu bernama “Alaska Water” yang terinspirasi dari nama Alaska daerah kutub yang dingin dimana alat tersebut bisa mengkondisikan suhu dingin agar terjadi embun.

“Alat ini memiliki kegunaan untuk menjadi sumber air alternatif kedepannya di saat musim kemarau , krisis air bersih, kekeringan ini menjadi alternatif sumber air.

Mengingat sekarang banyak alih fngsi lahan kemudian daya serap tanah menjadi berkurang dan bisa dilihat sumber-sumber air sekarang banyak yang kotor , nah ini dengan kandungan air di udara, udara itu memiliki komposisi air dengan kandungan udara di air saya berinsiatif memiliki ide kenapa kita tidak bisa memanfaatkan itu, karena kan itu kekayaan yang diberikan oleh Allah dan sejauh mana kita bisa memanfaatkannya,” terang Idrus kepada Radar Sukabumi, Minggu (6/3).

Idrus menyebutkan, Alaska Water merupakan solusi alternatif di masa yang akan datang jika kita mengalami krisis air bersih, dimana alat ini mampu mengubah udara menjadi air dan ini adalah disrupsi terbaik untuk menyelesaikan krisis air yang terjadi di dunia khususnya di Indonesia.

Dengan mampu mengubah udara menjadi air, Idrus menyebut, alat ini bekerja dengan proses memanfaatkan bagian dingin dari dari thermoelectric cooler sebagai elemen pendinginnya, dengan mengalirkan udara dari luar menggunakan kipas kemudian melewati celah platelemen pendingin (kondensor) sehingga partikel air yang terdapat di udara akan terlepas membentuk butiran air di plat kondektor.

Peristiwa tersebut pengembunan atau kondensasi. Kemudian air kondensasi akan jatuh ke dalam bak penampungan yang ada di bawah kondensor, setelah tertampung air akan dilanjutkan dengan proses filter (water treatmen) melewati bio energi, bio alkaly dan UV menggunakan booster pump DC kemudian ditampung di bak penampungan akhir, setelah itu air bisa diambil dengan menggunakan pompa dispenser yang ada dibagian atas untuk diminum.

“Untuk menghasilkan air dari udara itu sendiri saya memanfaatkan embun, prosesnya kenapa bisa menjadi air dari udara, karena membuat perbedaan suhu.

Kalau kita lihat pagi-pagi itu pasti banyak embun itu adalah prosesnya, nah saya di alat itu membuat selama satu hari itu ada media untuk menyetelkan partikel air dari udara media itu dikondisikan suhunya dingin sehingga perbedaan suhu di udara yang panas itu akan berubah menjadi ke dingin,” terang Idrus.

Dikatakan pria yang juga sehari-hari bekerja di salah satu perusahaan air minum kemasan ini menuturkan, jika hasil uji performa alat yang pertama dalam24 jam mampu menghasilkan 170 mili liter air.

Kemudian hasil dari pengujian dirinya, air kondensat ini sebelum melewati filter termasuk air mineral yang rendah akan mineral sedangkan air kondensat yang sudah melewati filter ada perubahan nilai kandungan menjadi bertambah kandungan mineral dari air, sehingga air tersebut masuk dalam kategori air alkali atau air pH tinggi yang bagus untuk kesehatan tubuh, sehingga air dari proses Alaska Water ini layak untuk diminum.

Adapun untuk alatnya sendiri,ia menggaku meggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan berbagai macam komponen alam, selain itu untuk mengubah pendinginnya Alaska Water menggunakan arus listrik menjadi suhu sehingga aman untuk lingkungan .

Setelah selesai membuat alat ini, ke depan ia pun akan terus mengembangkan dan dilakukan uji coba sebelum nantinya digunakan oleh masyarakat. Ia menyebutkan, alat ini mungkin terbilang jarang digunakan di Indonesia. Untuk saat ini yang baru menggunakan udara menjadi air ada di negara Israel.

“Ke depan ingin lebih menyempurnakan lagi dan menggunakannya menggunakan tenaga surya matahari sehingga benar-benar aman untuk lingkungan,” tuturnya.

Dosen pembimbing, Oscar Haris menambahkan, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswanya itu, merupakan salah satu penelitian yang memiliki nilai keilmuan yang cukup tinggi tentang bagaimana proses perubahan udara menjadi air minum yang tersaji dengan kajian kajian akademik.

Sehingga ia berharap penelitian tersebut ini memberi dampak kebermanfaatan bagi banyak orang dalam hal pemanfaatan air minum terutama bagi daerah daerah yang memiliki permasalahan sumberdaya air. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *