Tunggu Inovasi Universitas Tangani Covid-19

Reuters ILUSTRASI: Peneli melakukan pengujian vaksin Covid-19.

SUKABUMI – Pemerintah terus mendorong pencegahan dan penanganan terkait virus corona (Covid-19) yang telah berdampak pada seluruh aspek, termasuk pendidikan, kesehatan maupun perekonomian.

Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Ali Ghufron menyatakan, pemerintah masih melakukan antisipasi atas gelombang kedua lonjakan Covid-19. Antisipasi itu terus disosialisasikan pemerintah sekaligus mempercepat inovasi penanganan Covid-19.

”Karena memang ada yang disebut second wave atau gelombang kedua (Covid-19). Kami akan terus lakukan monitor, supaya segera berkurang,” papar Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Ali Ghufron dalam rilisnya, Senin (9/11).

Ia menilai percepatan inovasi justru harus disertai dukungan anggaran. Harapannya, pemerintah mampu memaksimalkan produksi inovasi penanganan Covid-19 buatan dalam negeri. Apalagi sebelumnya, Indonesia mengimpor alat rapid test pada masa awal pandemi. Akibatnya, anggaran makin terbatas.

”Kalau misalnya ada Rp10 triliun anggaran inovasi, harusnya nggak perlu impor lagi,” ucap Ghufron.

Ia menjelaskan bahwa sudah banyak akademisi dan institusi yang berhasil melakukan inovasi penanganan Covid-19. Contohnya alat rapid test, robot perawat, hingga alat deteksi Covid-19 dari hembusan napas (GeNose).

”Dengan Rp10 triliun, 95 persen kami bisa menjamin untuk menyediakan inovasi pencegahan dari dalam negeri,” ujar Ghufron.
Menurutnya, Kemenristek terus mendorong peneliti dari berbagai institusi dan universitas untuk terus berinovasi. Saat ini pemerintah sedang mendorong inovasi untuk penanganan Covid-19. Salah satunya riset mengenai survei penyembuh Covid-19 yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair).

”Terus terang, kemenristek sudah menganggarkan dana untuk penelitian. Di Unair, tahap satu kita biayai cukup lumayan, tahap dua kita biayai kembali, karena Unair aktif. Nanti alat-alat lain juga kami berikan supaya vaksin Merah Putih lebih cepat digunakan,” pungkasnya. (*/sri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *