Pendidikan Inklusif Meningkat

CIKEMBAR – Penerapan pendidikan inklusif di Kabupaten Sukabumi mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Tahun ini, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang dipimpin Maman Abdurrahman itu menargetkan disetiap kecamatan terdapat berbagai jenjang sekolah yang menerapkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

Data yang dihimpun Radar Sukabumi, saat ini sekitar 5.400 siswa dari berbagai jenjang pendidikan terindikasi berkebutuhan khusus dalam belajar. Sementara sekolah di Kabupaten Sukabumi yang sudah menerapkan pendidikan inklusif yakni untuk tingkat TK 47 sekolah, SD 250 sekolah, SMP 42 sekolah, SMA 20 sekolah dan SMK 20 Sekolah.

Kepala Seksi Pendidikan Inklusif Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Utomo menjelaskan, Kabupaten Sukabumi sudah menerapkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sejak 2003.

“Dulu atas dorongan dari Unicep telah ada enam sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif, hanya saja karena pergantian pimpinan, 2011 baru mulai berjalan kembali sehingga menghasilkan ratusan sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif,” jelasnya kepada Radar Sukabumi disela-sela acara festival olahraga dan seni inklusif di Cikembar, Sabtu (21/10).

Granddisen Dinas Pendidikan ditahun ini menargetkan disetiap kecamatan terdapat sekolah dari berbagai jenjang yang menerapkan pendidikan bagi ABK.

“Kita targetkan disetiap kecamatan ada satu TK, SD dan SMP yang menerapkan pendidikan bagi ABK. Sedangkan untuk SMA/SMK diserahkan kepada provinsi,” ucapnya.

Setiap jenjangnya, lanjut Utomo, perkembangan ABK yang mendapatkan pendidikan inklusif cukup baik.

Terutama bagi anak yang lambat dalam menerima materi pelajaran.

“Ini merupakan pola pembentukan karakter bagi ABK, jadi tidak harus sekolah di SLB saja. Untuk pengawalan belajarnya disetiap kelas ABK ada Guru Pembimbing Khusus (GPK) yang telah disiapkan,” tutupnya.

Sementara itu, penanggungjawab pendidikan inklusif Indonesia dari Helen Keller Internasional (HKI), Emilia Kristianti mengungkapkan, HKI sebagai mitra Unicep sudah bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Sukabumi dari 2010 untuk penerapan pendidikan inklusif.

“Perkembangan pendidikan inklusif di Kabupaten Sukabumi sudah cukup baik. Dari sisi kebijakan sudah mendukung, hanya saja tinggal kualitasnya yang harus ditingkatkan,” ucapnya.

Secara perlahan, pihaknya saat ini tengah memberikan pelatihan bagi GPK dan guru non GPK untuk memaksimalkan pendidikan inklusif.

“Jadi selain GPK, kita latih juga guru biasa. Sehingga nantinya dapat membantu GPK di sekolah. Selain itu juga kami tengah membuat kelompok kerja lintas SKPD, karena pendidikan inklusif tidak hanya tanggungjawab Dinas Pendidikan saja,” pungkasnya. (cr15/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *