Dihadiri Sandiaga Uno, Prodi Akuntansi Nusa Putra Sukses Gelar Seminar Nasional Tahun Kedua

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menghadiri Seminar Nasional Ekonomi dan Akuntansi (SENAKOTA) untuk kedua kalinya

SUKABUMI — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menghadiri Seminar Nasional Ekonomi dan Akuntansi (SENAKOTA) untuk kedua kalinya yang diadakan Program Studi (Prodi) Akuntansi Universitas Nusa Putra pada Kamis 30 Juni 2022.

Seminar nasional yang digelar secara hybrid (online dan offline) itu, juga menghadirkan para pembicara ternama seperti , CEO Zahir Internasional Muhammad Ismail dan akademisi Politeknik Negeri Malang Dr. Ari Kamayanti.

Bacaan Lainnya

Acara yang dibuka oleh Wakil Rektor III Universitas Nusa Putra Muhamad Muslih itu mengusung tema “Optimalisasi Peran Akuntan Dalam Merumuskan Strategi Sektor Keuangan dan Ekonomi Kreatif Dalam Dunia Digital”. Dalam sambutannya, Wakil Rektor III Nusa Putra mengungkapkan, SENAKOTA adalah ajang untuk bertukar hasil riset akademis untuk didorong dalam implementasinya di sektor ekonomi dan akuntansi.

“Tentunya ini merupakan ajang yang baik dan strategis untuk saling bertukar ilmu serta hasil riset terbaru untuk nantinya dapat diterapkan di sektor ekonomi dan akuntansi,” ucap Muhamad Muslih.

Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno yang hadir secara virtual pada acara tersebut juga menuturkan, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar. Hal itu dilihat dari jumlah pengguna intenet di yang mencapai 77,2% dari total populasi di Indonesia.

“Ini menjadikan masyarakat Indonesia berperan penting dalam perkembangan teknologi dari era 4.0 menuju 5.0,” tutur Sandi.

Karena itu, lanjutnya, perkembangan ini juga harus diikuti dengan peningkatan kualitas manajemen dan strategi keuangan dalam proses pencatatan akuntansi. Menurut Sandi, sektor ekonomi kreatif memerlukan akuntan untuk mendorong simplikasi (penyederhanaan) dalam proses akuntansi dan digitalisasi.

“Hal itu akan mendorong semua pihak menggunakan aplkasi digital dalam proses akuntansi sehingga mempermudah pelaporan dan pengambilan keputusan,” ujarnya.

Pentingnya Digital Innovation, Creation dan Sertifikasi

CEO Zahir Internasional Muhamad Ismail yang menjadi pembicara kedua dalam acara tersebut, Muhamad Ismail menekankan pentingnya Digital Innovation, Creation, dan Sertifikasi Kompetensi. Menurutnya, sertifikasi profesi nantinya dapat digunakan untuk mendapat status yang dilakukan oleh organsasi profesi atau lisensi/registrasi profesi.

Di sisi lain, lanjut Muhamad Ismail, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang merupakan proses simulasi kecerdasan manusia oleh mesin, khususnya sitem komputer, dapat berperan penting dalam bisnis dengan menciptakan nilai yang efisien.

“Artificial Intelligence akan melahirkan efisien sehinga akan berdampak pada peningkatan keuntungan,” katanya.

Menurut Muhamad Ismail, ketiga elemen penting ini yaitu bisnis, kecerdasan buatan, dan sertifikasi kompetensi, menjadi hal yang sangat mendasar dalam perkembangan teknologi dari era 4.0 menuju 5.0.

“Tentunya tak terlepas dalam profesi akuntansi juga membutuhkan semua itu, karena saat ini, sebagian dari proses pencatatan akuntansi akan dialihkan oleh sistem,” paparnya.

Akuntansi Semakin Gila

Akademisi Politeknik Negri Malang Dr. Ari Kamayanti yang bicara pada sesi ketiga SENAKOTA 2022 menyebutkan, penelitian akuntansi tidak hanya melulu tentang keuangan. Menurutnya banyak hal lain dalam penelitian akuntansi seperti cara berfikir positif/fungsionalis akuntansi.

Lebih lanjut ia menuturkan, cara berfikir selain keuangan misalnya interpretivisme/kontruktivisme yang merekomendasikan penggunaan metode kualitatif non ilmiah untuk menganalisis perilaku manusia.

“Akuntansi itu luas, akuntansi dapat dihubungkan dengan hal yang meyangkut dengan kehidupan kita, sehingga perlu upaya pengembangan paradigma sebuah penelitian,” katanya.

Saat menjawab pertanyaan peserta, Dr. Ari Kamayanti menyinggung bahwa semakin berkembang kedepan akuntansi semakin gila. Menurutnya, akuntansi semakin gila bahkan terdapat ketidak sesuaian dengan nilai kebenaranya.

Pos terkait