Wartawan Senior Margiono, Dulu Pernah Tampilkan Kover Presiden Soeharto Pakaian Raja

Margiono
Mantan Ketua Umum PWI Pusat, Margiono

JAKARTA— Mantan Ketua PWI Pusat Margiono meninggal dunia, Selasa (1/2) sekitar pukul pukul 09.45 WIB. Margiono meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Modular, Jakarta.

Kabar duka meninggalnya Margiono disampaikan salah seorang wartawan senior Teguh Santosa.

Bacaan Lainnya

“Innalillahi wainnailaihi rajiun. Sedih mendengarkan kabar duka ini. Telah meninggal dunia salah seorang guruku, yang berjasa dalam kehidupanku, H Margiono,” ungkap Teguh dalam akun Facebooknya, Selasa (1/2).

Teguh mengaku belajar banyak dari almarhum. Dia orang pertama yang memberi kesempatan pada Teguh untuk memasuki industri pers, membukakan pintu untuk mengenal dunia yang lebih luas.

“Almarhum Pak MG juga yang mengajakku bergabung dengan PWI tahun 2013 sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri. Lama tak berjumpa dengannya. Terakhir bertemu di pelantikan PWI Jaya di Balaikota. Sebelum pandemi,” katanya.

“Kupanjatkan doa untuknya. Insya Allah, amal baik beliau diterima Allah SWT dan ditempatkan ia kelak di sebaik-baik tempat di sisi-Nya. Aamiin,” ungkap Teguh lagi dalam statusnya.

Margiono merupakan wartawan senior yang sudah berkarier sejak zaman Orde Baru. Dia pernah menampilkan kover Presiden Soeharto berpakaian raja dalam kartu king di majalah D&R.

Kover ini membuat heboh masa itu. Aksi berani ini membuat majalah tersebut kehilangan SIUPP.

Margiono terpilih sebagai ketua umum dalam Kongres PWI pada 2008. Dia menjabat menjadi ketua umum selama dua periode atau hingga 2018.

Sebelumnya, salah satu tokoh pers, Dahlan Iskan, sempat menyebutkan nama almarhum dalam tulisannya pada 28 Januari 2022.

Secara garis besar, Dahlan Iskan menulis tentang Omicron dan pada beberapa bagian menyebut nama Margiono.

Dalam tulisannya, Dahlan Iskan menyebutkan Margiono sedang berada di ICU Rumah Sakit Pertamina. Margiono adalah dirut Harian Rakyat Merdeka dan selama dua periode menjabat ketua umum PWI Pusat.

Menurutnya, Margiono dan keluarganya tidak mengira terkena Covid-19. Margiono merasa sesak napas, lalu dilarikan ke rumah sakit Eka, Serpong.

Margiono, lanjut Dahlan Iskan, adalah penderita gula darah sejak masih wartawan atau setelah menjadi redaktur.

Almarhum dikenal suka melontarkan guyonan, termasuk menyangkut makanan. Bagi Margiono, tidak ada makanan yang tidak enak. Makanan itu hanya punya dua klasifikasi: enak dan enak sekali. Tak heran apabila badan Margiono gemuk karena memang suka makan.

“Sejak menjadi direktur–lalu menjadi dirut–, Margiono berusaha mengendalikan makan. Juga mulai membiasakan pakai sepatu. Sandalnya hanya lebih sering dalam posisi stand by di mobil,” tulis Dahlan.

Setiap tahun, lanjut Dahlan, Margiono berpidato di depan presiden sebagai ketua umum PWI Pusat. Pidatonya selalu lucu dan menyenangkan. Ia memang seorang dalang wayang kulit.

“Dua bulan terakhir berat badannya sangat normal. Turun 20 kg,” ujar seorang direksi Rakyat Merdeka yang dikutip Dahlan.

Meski menderita gula, lanjut Dahlan, Margiono bisa mengendalikannya. Margiono selalu melihat level gula darahnya dan tidak ada harus mulai cuci darah. (ral/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *