Tragis, Ibu dan Anak Terlindas Tronton

Penyelamatan Suwanti dan Dinar berlangsung dramatis. Ibu dan anak ini menjadi korban kecelakaan di jalan Juwana-Rembang, Desa Batursari, Kecamatan Batangan, Pati, kemarin siang. Posisi keduanya terlindas ban truk tronton yang penuh muatan.

Suwanti dan Dinar berjuang untuk bertahan hidup. Sebagian orang berusaha menolong korban. Butuh waktu sekitar satu jam untuk mengevakuasi kedua korban. Selepas itu, Suwanti dan Dinar dibawa ke RSUD RA Soewondo Pati untuk mendapatkan pertolongan.

Bacaan Lainnya

Namun, nyawa Suwanti tidak bisa diselamatkan. Setelah mendapatkan perawatan, warga RT 2 RW 2, Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Rembang ini meninggal dunia. Suwanti dimakamkan di pemakaman umum setempat kemarin sore sekitar pukul 15.30. Sedangkan Dinar, 9, masih menjalani perawatan di RSUD RA Soewondo Pati.

Berdasarkan informasi, Suwanti bersama anaknya, Dinar mengendarai sepeda motor Tossa (tanpa tanda nomor kendaraan). Mereka berjalan dari selatan ke utara. Diduga mereka menerobos lampu merah dan belok ke kiri.

Di sisi lain, truk tronton bernopol B 9713 BEH berjalan dari timur ke barat atau Rembang-Juwana. Saat di traffic light Desa Batursari, Kecamatan Batangan, Pati, lampu hijau menyala. Truk tronton itu berjalan ke barat. Akhirnya tabrakan tak terhindarkan sekitar pukul 10.30.

Suwanti yang diduga tidak konsentrasi menabrak pengaman bak truk samping kiri. Lalu, keduanya masuk kolong truk tronton yang bermuatan lebih dari 10 ton. Keduanya terlindas roda truk yang dikendarai Sainal, warga RT 2 RW 1, Dusun Krajan, Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Jember.

Salah satu saksi, Juharyanto mengakui, untuk menyelamatkan kedua korban butuh waktu lama. Pasalnya, roda bagian belakang terlebih dahulu harus dicopot. Mengingat keduanya terjebak di roda belakang sebelah kiri. ”Beban kendaraan berat, membawa muatan penuh,” katanya.

Tronton itu membawa peralatan bahan campuran triplek. Apabila salah langkah penanganan dapat memicu kendaraan miring. Sehingga proses evakuasi hati-hati. ”Makanya mengantisipasi hal terburuk, beberapa sopir truk yang kebetulan melintas inisiatif meminjamkan dongkrak,” terangnya.

Setidaknya ada tiga dongkrak dipasang. Beberapa sopir dan warga saling bahu membahu mencopot dua roda. Sembari beberapa orang sibuk mencopot ban, petugas dari puskesmas terdekat melakukan tindakan pengobatan. Ada petugas yang memberikan minum. Lainnya memberikan obat. Mereka dibantu anggota polres dan kodim setempat.

”Anaknya lebih dahulu berhasil dievakusi dan dilarikan di rumah sakit. Sementara ibunya masih berjuang di tengah tindihan ban dan kendaraan,” jelasnya.

Dengan kerja keras, kedua roda tercopot setelah beberapa orang ikut membantu mengangkat bodi tronton. Akhirnya, Suwanti dapat dibawa ambulans untuk dirawat intensif. Kaki kirinya patah. Sedangkan anaknya, Dinar, 9, mengalami luka kaki kanan patah tak beraturan.

Dinar sampai pertama di RSUD RA Soewondo sekitar pukul 11.30. Setengah jam kemudian Suwanti sampai di rumah sakit.

Keluarga korban yang menunggui, Dwi mengungkapkan, ia masih sempat bertegur sapa sebelum kejadian memilukan itu.

”Tadi pagi (kemarin, Red) sempat ke rumah saya sebelum pergi. Setahu saya dia mau ambil uang di ATM,” kata Dwi.

Kemarin dia berusaha menghubungi suami korban. ”Suaminya bekerja di kapal pencari ikan. Dia ikut kapal milik bos di Bendar, Juwana. Saya berusaha menghubungi supaya bisa segera pulang,” papar Dwi.

Sementara itu, Dwi berharap agar kedua saudaranya itu tertolong. Apalagi saat melihat kondisinya yang parah. ”Kondisinya parah, tadi beberapa tenaga kesehatan mengatakan akan diamputasi. Saya tak tega,” ungkap Dwi.

Usai proses evakuasi, sopir truk tronton diamankan petugas ke Polsek Batangan. Kondisi sopir shock sehingga tidak dapat memberikan keterangan secara langsung. Akibat kejadian ini terjadi kemacetan panjang. Hal ini menuntut kerja ekstra petugas dalam mengurai arus lalu lintas.

(ks/noe/aua/ris/aji/JPR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *