Saksi Kunci Kerusuhan 21-22 Mei Digarap Polisi

TITIK TERANG KERUSUHAN: Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat menunjukan barang bukti di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/7). (foto:ist)

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com- Penyelidikan atas kerusuhan 21-22 Mei terus menemui titik terang. Harun Al Rasyid, 15, remaja yang tewas di Slipi, Jakarta Barat diduga ditembak dengan senjata api jenis Glock 42. Hal ini didapat sesuai hasil uji Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Metro Jaya. “Diduga dari hasil labfor itu pelakunya menggunakan Glock 42,” ujar Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/7).

Sementara itu, untuk ciri-ciri masih seperti yang sudah dirilis beberapa waktu yakni berbadan kurus dengan tinggi sekitar 175 centimeter. Pelaku diduga bertangan kidal dalam menggunakan senjata. Dedi menerangkan, saat ini penyidik masih terus melakukan analisa mendalam kasus ini. Kamera Close Circuit of Television (CCTV) di dekat lokasi kerusuhan pecah juga tengah dianalisa secara detail. Dengan ini diharapkan bisa segera terungkap. “Kita juga sedang menganalisa seluruh foto, video, tentang identifikasi rekam wajah, atau face recognation itu. Sedang didalami ciri-cirinya,” jelasnya.

Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan sudah mendapat seorang saksi kunci yang diduga tahu terhadap peristiwa penembakan ini. Saat ini, saksi tersebut tengah dimintai keterangan di Polda Metro Jaya. Hasil sementara dari kesaksiannya pelaku menyimpan senjatanya di dalam baju yang dikenakan. “Saksi kunci sekarang sedang diperiksa oleh Polda Metro Jaya. Tunggu dulu, sabar, mohon doanya agar segera terungkap pelakunya,” pungkas Dedi.

Diketahui, Harun Al Rasyid menjadi salah satu korban kerusuhan 21-22 Mei di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto menyampaikan, korban meninggal akibat tertembus peluru tajam. “Terhadap Harun dilakukan autopsi yang memang ditemukan proyektil peluru 9×17 milimeter atau 0,380 matic,” kata Suyudi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (5/7).

Suyudi menduga peluru ditembakkan pelaku dari jarak dekat sekira 11 meter, dengan arah tembakan miring. Namun, dia memastikan tembakan bukan berasal dari anggota yang bertugas melakukan pengamanan.

Selain Harun Al Rasyid, polisi juga melakukan autopsi terhadap korban meninggal dunia, Abdul Aziz. Suyudi mengatakan Aziz tewas di depan Rumah sakit Pelni karena di tembak dari jarak 30 meter dari arah belakangnya. Peluru yang menembus badan Aziz memiliki kaliber 5,56 mm. Peluru tersebut ditemukan di dada bagian kiri. (bik/jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *