Kasus Melonjak, Indonesia Resmi Masuki Gelombang Ketiga Covid-19

PPKM
Status Jabodetabek Kini PPKM Level 2, Cek di Sini Aturan Teknisnya

JAKARTA — Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 16.021 kasus pada hari Selasa (1/2). Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Indonesia sejak pertama kali pandemi diumumkan Maret 2020 mencapai 4.369.391.

Dari total kasus Covid-19 itu, sebanyak 4.143.694 di antaranya telah sembuh. Pasien sembuh bertambah 3.240 orang pada hari Selasa (1/2). Selain itu, ada tambahan 28 kasus kematian. Sehingga, total warga yang meninggal akibat Covid-19 mencapai 144.348 jiwa.

Bacaan Lainnya

Satgas juga mencatat peningkatan kasus aktif Covid-19 sebanyak 12.753 orang, sehingga total menjadi 81.349 kasus. Di samping itu, terdapat 12.121 suspek atau yang dicurigai sebagai positif Covid-19. Sementara, jumlah spesimen yang diperiksa per hari ini mencapai 377.588 sampel.

Dalam dua pekan terakhir, kasus Covid-19 nasional mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Usai gelombang kedua imbas varian Delta melandai pada akhir 2021, tren kasus harian kembali meningkat awal tahun ini. Penyebaran varian Omicron dan pembatasan mobilitas yang belum berubah disinyalir menjadi penyebabnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi puncak kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia akan terjadi pada awal hingga pertengahan Februari 2022. Lonjakan itu juga disumbang oleh gelombang sebaran kasus varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan Indonesia sudah mulai memasuki gelombang tiga virus corona (Covid-19). Kondisi itu ditandai dengan mulai naiknya kasus Covid-19 harian di Indonesia dalam sepekan terakhir.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga tak menampik apabila lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia disumbang oleh kontribusi dari sifat penularan varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron. ”Iya, sudah mulai masuk gelombang tiga, karena kasus kan mulai naik,” kata Nadia, Selasa (1/2).

Nadia melanjutkan, lonjakan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir terjadi karena pemerintah menambah kuota surveilans seperti testing dan tracing di daerah. Ia menyebut, per 30 Januari, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1.000 penduduk per pekan. Jumlah pemeriksaan itu menurutnya jauh diatas angka anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni 1 per 1.000 penduduk per pekan.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu,” kata dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *