Belum Selesai omicron, Muncul Lagi Mutasi Virus NeoCov di Wuhan, Ini Penjelasan Ahli

Mutasi Virus NeoCov
Mutasi Virus NeoCov. Peneliti Wuhan, Tiongkok, baru-baru ini menemukan mutasi baru dari virus Coronavirus yang dinamakan sebagai NeoCov. (Antara)

JAKARTA — Belum Selesai Varian omicron, baru baru ini peneliti Wuhan, Tiongkok, baru-baru ini menemukan mutasi baru dari virus Coronavirus yang dinamakan sebagai NeoCov. Istilah NeoCov merupakan singkatan dari new Coronavirus yang keliru karena belum terbukti sebagai varian dari SARs-Cov-2. Virus yang dimaksud ditemukan pada kelelawar di Afrika Selatan dan berkerabat dekat dengan virus MERS.

MERS sendiri singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome. Virus ini merupakan bagian dari makalah penelitian yang ditulis oleh para ilmuwan di Wuhan, yang merupakan pusat pandemi. Makalah penelitian belum ditinjau oleh rekan sejawat dan diperlukan lebih banyak penelitian lanjutan seperti laporan Times Of India.

Lantas, haruskah kita waspada? Seberapa bahaya varian baru ini?

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan temuan ini baru berdasar analisa di laporan artikel, sejauh ini sekarang belum menulari manusia. Disebutkan di artikel itu bahwa NeoCoV yang sekarang bermutasi lagi maka mungkin dapat menimbulkan masalah pada manusia.

“Jadi sekarang belum bermutasi, dan belum tentu juga akan bermutasi lagi atau tidak, bisa saja tetap seperti sekarang dan tidak bermutasi lagi,” jelasnya kepada wartawan, Minggu (30/1).

Lalu, teori lain, kata dia, karena NeoCoV adalah virus Korona seperti juga penyebab MERS CoV dan juga penyebab Covid-19, maka orang dapat saja berteori bahwa kalau nanti NeoCoV bermutasi maka bisa saja diduga bahwa penularannya akan seperti Covid-19 dan fatalitasnya seperti MERS CoV.

“Akan tetapi ini NeoCoV bermutasi ke arah itu, bisa saja mutasinya ,kalau toh ada, akan ke arah lain lagi. Sekali lagi, mungkin saja NeoCoV sekarang tidak bermutasi ke arah menyerang manusia. Kalau toh menyerang manusia maka bisa saja seperti yang dikawatirkan tapi bisa juga tidak seperti itu,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *