“Kepemimpinan beliau di masa transisi reformasi sungguh berat dan penuh tantangan. Itu merupakan ujian berat seorang pemimpin partai besar, dan dengan segala dinamikanya berhasil dilalui,” ujar Airlangga.
Harmoko juga menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar periode 1993-1998. Pencapaian karier politik sosok kelahiran Nganjuk, 7 Februari 1939 ini menjadi panutan kader Golkar. Salah satu peran Harmoko adalah masuknya aktivis yang direkrut dipentas parlemen dan menjafi tulang punggung partai.
“Itu adalah jejak sejarah beliau yang perlu diteladani, dan saya pribadi mengapresiasi langkah-langkah itu,” tegas Airlangga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menyampaikan mewakili keluarga besar Partai Golkar memohon doa dan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. “Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan diberi tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin,” pungkas Airlangga.(*)