Warga Ciaul Pasir Gebyarkan Seni Sunda

CIKOLE -Warga Kampung Ciaul, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, terus berupaya mengembangkan kesenian tradisinonal budaya Sunda, dengan cara menyelenggarakan pagelaran budaya Sunda.

Seperti, tarian jaipong, pencak silat, bodoran dan lainnya. Pagelaran tradisinoal budaya Sunda yang diselenggarakan di Kampung Ciaul Pasir, RW 9, Kelurahan Subangjaya ini, berisikan para pemuda dan pemudi yang memiliki kepedulian terhadap budaya tradisi. Jadi tidak mengherankan jika seni tradisi yang dipentaskan oleh warga asli Ciaul itu sangat memukau dan terasa amat meriah dalam memecah keheningan malam.

Ketua RW 9, Kampung Ciaul, Rodiah menjelaskan, kegiatan ini merupakan serangkaian dan penutupan acara Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke-72.

“Pagelaran seni tradisional ini, sengaja dilakukan untuk membumikan kembali seni tradisi Sunda yang saat ini, tidak bisa dipungkiri sudah mulai tekikis oleh budaya asing,” jelas Rodiah kepada Radar Sukabumi disela-sela pagelaran tersebut.

Sementara itu, pelatih pencak silat di Ciaul Pasir, RT 1/9, Desa Subangjaya, Dede Suryawiatna (55) menjelaskan, Kota Sukabumi merupakan salah satu daerah Provinsi Jawa Barat yang memiliki keanekaragaman budayanya.

Menurutnya, peranan budaya sangat penting diketahui oleh masyarakat Sunda. Sebab, perlunya pelestarian nilai-nilai budaya dalam masyarakat agar budaya tersebut tidak punah termakan usia. Karena jika dilihat dalam kenyataannya banyak sekali generasi muda yang kurang memanahami bahkan tidak peduli dengan kebudayaan tersebut.

“Untuk itu, kami beserta teman-teman berinisiatif menjadikan momentum ini, dengan mengadakan acara pagelaran seni budaya Sunda. Sebelum pegelaran dimulai, jauh-jauh hari anak-anak telah kami gembleng untuk berlatih pencak silat, jaipong dan lainnya.

Ya, intinya pagelaran ini, telah kami kemas secara menarik sehingga tidak membosankan serta dapat menghibur dan pesan-pesan kebudayaan sebagai warisan dari nenek moyang kita dapat tersampaikan dengan baik,” kata Dede Suryawiatna yang merupakan salah satu anggota Pencak Silat Bodoran yang pentas dalam pagelaran tersebut.

Penampilan seni budaya di Kampung Ciaul Pasir ini, sambung Dede, harus terus diagendakan secara rutin. Untuk itu, ia berharap adanya peran serta pemerintah daerah untuk membantu mengambangkan kesenian tradisional Sunda yang merupakan warisan dari nenek moyang terdahulu.

“Soal seni dan budaya di Kampung Ciaul Pasir ini, tidak akan pernah mati, karena sikap dan perilaku yang terarah dan diarahkan merupakan hasil karya warga yang patut diapresiasi. Namun, kami membutuhkan berbagai pasilitas. Seperti sarana dan prasarana latihan. Dengan adanya acara ini diharapkan dapat menjadi tempat positif bagi warga untuk lebih menghargai dan peduli dalam melestarikan budaya Sunda di masa depan,” tandasnya.

Masih di tempat yang sama, Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Cikole, Yakub Rey, sangat mengapresiasi terhadap pagelaran seni budaya Sunda itu. Pasalnya, kegiatan tersebut, selain dapat melestarikan budaya Sunda juga dapat mempererat persatuan dan kesatuan di kalangan warga Kampung Ciaul Pasir.

“Ini juga sebagai cara kita mengamalkan pluralisme dan kebhinnekaan. Kita berharap, budaya Sunda di kampung ini, semakin memperkuat persaudaraan dan semakin dikenal oleh masyakarat luas,” pungkasnya. (cr13/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *